Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan teknologi Samsung asal Korea Selatan memasuki bisnis perangkat realitas virtual (virtual reality/VR) dengan menggandeng Oculus untuk membangun kacamata atau headset Samsung Gear VR. Kabar baiknya, Samsung Gear VR generasi ketiga kini sudah dilepas di pasar Indonesia.
Sebelum bicara soal harganya, mari tengok dulu manfaat dan fitur dari Gear VR. Kebetulan, CNN Indonesia berkesempatan menjajal headset ini saat dipamerkan di sela acara peluncuran duo Galaxy S7 dan S7 Edge di Jakarta.
Dari tampilan, Gear VR generasi ketiga berbeda dengan yang pertama. Sebelumnya CNN Indonesia sempat mencoba keluaran pertama di Samsung d'Light Korea Selatan, yang memiliki hiasan putih di bagian atas kepala sebagai penyangga tali. Gear VR kali ini terlihat lebih sederhana, sebab hiasan warna putih untuk penyangga kepala sudah disingkirkan. Perangkat ini juga jauh lebih ringan dari produk terdahulunya, yaitu sekitar 280 gram.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ruang mata pada Gear VR memang tampak sempit. Tetapi pengguna kacamata tak perlu membuka kacamata karena ruang itu ternyata cukup besar. Namun untuk dapat kondisi yang lebih nyaman memang sebaiknya dilepas sejenak.
 Ruang mata Gear VR. (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina) |
Gear VR bukan perangkat mandiri. Ia harus diintegrasikan dengan ponsel pintar Galaxy Note 5, Galaxy S6, S6 Edge, S6 Edge+, S7, dan S7 Edge yang dihubungkan dengan koneksi microUSB. Ponsel pintar pendukung Gear VR ini bisa diletakan di 'kantung' bagian depan headset.
Di bagian atas headset ada pengaturan autofokus yang bisa menyesuaikan fokus penglihatan mata pengguna agar tidak terlalu pusing, atau mengurangi motion sickness.
Di bagian samping kanan bodi yang berwarna putih ini terdapat trackpad dengan sensor gyrometer, akselerometer, tombol back, dan pengaturan volume.
Saat 'tenggelam' di dunia virtual, gambar yang disajikan memang jauh lebih jelas dibanding Gear VR terdahulu. Dengan pandangan minim blur, pengguna bisa dengan jelas membaca tulisan yang terpampang di depan mata.
Gear VR ini juga bisa dihubungkan dengan headphone nirkabel untuk dukungan suara yang lebih baik dari konten 3D yang ditampilkan.
Tak usah pusing soal trackpad yang tersedia di sebelah kanan, pengguna cukup menggerakan kepala sesuai apa yang sedang dilihat untuk mengarahkan ke opsi yang ingin dituju, sebab di dalamnya ada pointer warna merah yang berfungsi menggantikan peran kursor.
Konten video 360 derajat yang ditampilkan cukup real, dalam arti mampu membuat pengguna serasa ada di sana, mulai dari konten games hingga cuplikan film.
Bahkan foto suasana di luar angkasa saja menyuguhkan detail yang mengagumkan, dari permukaan planet, bebatuan, hingga langit berbintang. Semuanya ditampilkan menggunakan tone warna yang hangat di mata, tidak menusuk.
 Bagian atas Gear VR. (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina) |
Dari pengalaman memakai Gear VR lebih dari 15 menit bisa dikatakan tidak menimbulkan rasa mual, pusing, ataupun mata pegal, karena gambar yang disajikan minim berbayang.
Hanya saja saat mengoperasikannya, pengguna harus membiasakan diri terhadap pointer yang menjadi navigasi di dalam VR. Sensor geraknya cukup cepat dan sensitif sehingga memungkinan Anda melakukan salah pilih opsi.
"Dipakai untuk nonton satu film sampai habis juga bisa dibilang tidak picu rasa mual di Gear VR yang baru ini," ucap Product Marketing Manager Divisi Wearable Devices Samsung Indonesia, Seto Anggoro, Selasa (1/3).
Pihak Samsung juga menyatakan, sejauh ini belum ada rencana memperluas cakupan perangkat kompatibel untuk Gear VR selain dari ponsel pintar flagship Samsung sendiri. Menurut rencana Samsung Gear VR generasi ketiga hasil kolaborasi dengan Oculus ini dibanderol Rp1,5 juta.
(adt/adt)