Memercayakan Suasana Hati Pada Playlist di Spotify

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Jumat, 01 Apr 2016 17:18 WIB
Pemilihan lagu yang direkomendasikan oleh playlist di Spotify sangat pas dan sesuai dengan kondisi.
Layanan streaming Spotify resmi meluncur di Indonesia, Rabu (30/3), dihadiri oleh mitra operatornya Indosat Ooredoo. (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saya ini cuma penikmat musik yang tak benar-benar punya band favorit, yang kalau ditanya soal A-Z bisa ngeletek banget. Asal pas di telinga, semua genre pasti saya suka. Tidak peduli lagu keras, menghentak atau bahkan yang liriknya menye-menye. Tinggal disesuaikan saja dengan kondisi.

Saya bisa menikmati lagu dimana dan kapanpun. Maka ketika mulai banyak layanan musik streaming membombardir pasar lokal, saya semakin banyak cara menikmati musik tanpa harus benar-benar memiliki lagu atau albumnya.

Apple Music adalah layanan musik streaming saya yang pertama gunakan dan rela untuk membayarnya. Sementara Spotify adalah layanan kedua yang saya gunakan. Sejak saya pakai dalam dua hari terakhir, akhirnya saya benar-benar berhenti menggunakan... Apple Music.
(CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi)

Ada beberapa alasan mengapa saya akhirnya mudah berpaling dari Apple Music ke Spotify

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lagu dan Cara Berlanggan

Soal jumlah katalog, saya harus akui antara Apple Music dan Spotify sama-sama mempunyai perpusatakaan yang besar dan lengkap. Data akhir 2015 menyebut, Apple Music punya 30 juta lagu, jumlah yang sama dimiliki oleh Spotify.

Keberpihakan terhadap band lokal dan band indie pun sudah cukup mendapatkan tempat di kedua layanan ini. Jadi menyoal lagu, keduanya boleh bilang berimbang.

Tapi keduanya menggunakan encoding format dan bit rate yang berbeda. Lagu di Apple Music berlari di bit rate 256Kbps dengan format AAC (Advanced Audio Coding), sementara Spotify memanfaatkan format Ogg Vorbis dengan bit rate lebih tinggi, 320Kbps.

Karena Spotify mempunyai bit rate yang tinggi tak berarti berhasil mengalahkan Apple Music begitu saja. Sebab dua format yang berbeda tidak bisa langsung dibandingkan secara langsung dari sisi bit rate. Namun memang, lagu di Spotify mampu membuat suara seperti suara dan petikan gitar akustik lebih menonjol.

Selanjutnya yang penting adalah soal bagaimana cara berlanggannya. Untuk soal ini jelas, Apple Music 'kalah telak'.

Sebab, Spotify seperti sudah menyiapkan segalanya termasuk metode pembayaran. Tak punya kartu kredit, Spotify memberikan alternatif lain. Salah satu sangat menguntungkan adalah melakukan pembayaran secara tunai melalui Alfamart ata Lawson.

Harganya juga termasuk murah bila dibandingkan dengan Apple Music. Tapi bila tak ingin membayar pun, Spotify memberikan layanan gratis dengan tambahan iklan dan batasan--sementara Apple Music tak memberikan hal ini.

Fitur dan Antarmuka

Saya sebelumnya pernah membahas fitur dan antarmuka Apple Music. Sementara di tulisan ini saya akan beberkan fitur dan keunggulan Spotify--khususnya di desktop.

Masuk ke aplikasi Spotify versi desktop, tampilan kolomnya dibagi 3 dengan latar belakang warna hitam. Di kolom kiri terdapat, bagian 'Utama' yang terdiri dari: Browse, Aktivitas, Radio, bagian 'Musik Kamu' menampilkan apa yang lagu dan album yang disimpan oleh Anda. Paling bawah, bila Anda punya iTunes, lagu-lagu yang dibeli bisa diputar juga di Spotify.

Tengah dikhususkan untuk Anda berselancar mencari lagu yang diinginkan. Sementara kolom paling kanan adalah daftar lagu yang diputar oleh teman Anda.
(CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi)

Asal menggunakan akun Premium, pengguna bisa memilih lagu dalam mode offline dan meninggikan kualitas lagu streaming-nya.
caption-here..

Dan satu hal yang belum dipunyai oleh Apple Music, Spotify mampu menampilkan lirik lagu yang diputar dan sebagian besar--termasuk lagu lokal, sudah tersedia. Ini yang gemar mencari arti lirik lalu mengirimkannya melalu media sosial, sangat pas.

Memercayakan Pada Playlist

Bila Anda seperti saya yang tak peduli jenis lagu dan siapa musisinya, maka Spotify adalah pilihan yang pas. Sebab, seperti dikatakan oleh Spotify, lagu itu bukan jenisnya, namun berdasarkan kondisinya.

Bukan saja algoritma apa saja yang ditampilkan untuk menyodorkan lagu yang pas dan sesuai, namun juga playlist yang benar-benar dengan kondisi terkini. Bahkan Anda pun bisa mengubah jenis playlist berdasarkan mood. Dan boleh saya bilang, lagu-lagunya tak pernah gagal.
(CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi)

Ini memberikan lagu-lagu lama bersanding dengan lagu baru. Sangat pas bagi saya yang lebih ingat nada ketimbang judul dan nama musisinya.

Anda juga bisa mencari lagu apa yang sedang memuncaki tanggal lagu secara global dan per negara. Intinya, Spotify sangat direkomendasikan bagi Anda yang tak bisa melewati hari tanpa bermusik. Dan tidak ada alasan lagi untuk menggunakan lagu bajakan, karena membelinya pun kini sudah dipermudah.

(tyo/eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER