Jakarta, CNN Indonesia -- Perkara iPhone 5c milik pelaku penembak di San Bernardino bernama Syed Ridwan Farook belum berakhir. FBI kini dilaporkan berinisiatif mengajak hacker profesional untuk membobolnya.
FBI memutuskan untuk merekrut kelompok hacker andal yang sebelumnya menemukan cela di peranti lunak iPhone 5c tersebut.
Informasi tersebut kemudian bakal digunakan untuk membuat perangkat keras khusus untuk membuka kunci ponsel yang menggunakan passcode 4 digit tersebut tanpa mengaktifkan fitur hapus-otomatis atau auto-erased.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan yang bersumber dari Washington Post memaparkan, membobol 4 digit password iPhone diperkirakan FBI akan memakan waktu 26 menit namun nyatanya tantangan terbesar bukan terletak di situ.
Pihak FBI mengaku hal tersulit adalah mematikan fitur auto-erased yang terdapat di iPhone karena fitur itu bisa menghapus seluruh data ponsel jika salah memasukan passcode sebanyak 10 kali.
Kelompok hacker yang disebut-sebut mendapat upah besar di muka itu sayangnya tidak menjelaskan apa cela yang mereka identifikasi.
Baik dari perwakilan FBI maupun perusahaan Apple belum memberikan komentar terkait hal ini.
FBI seakan tidak pantang menyerah dalam menguak fakta di balik data yang tersimpan di dalam iPhone 5c milik Farook itu.
Sebelumnya FBI bekerjasama dengan perusahaan peranti lunak forensik asal Israel, Cellebrite untuk mengembangkan alat untuk membobol iPhone 5c, sayangnya alat tersebut tidak bekerja pada iPhone yang lebih baru dari seri 5c.
Sikap Apple yang teguh dalam pendiriannya menolak permintaan FBI untuk membobol iPhone 5c penggunanya mendapat dukungan dari banyak perusahaan teknologi seperti Google dan Facebook.
Beberapa waktu lalu bahkan turut menuai kehebohan saat puluhan orang demonstrasi di depan Apple Store di seluruh negara bagian Amerika Serikat. Aksi demo itu merupakan bentuk dukungan masyarakay terhadap Apple agar tidak kalah melawan FBI dan penegak hukum.
(tyo)