WAWANCARA EKSKLUSIF

Incar Perusahaan Kaya, 90 Seconds Tak Abaikan yang Murah

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Minggu, 17 Apr 2016 13:40 WIB
Meski fokus mencari klien dari perusahaan besar, 90 Seconds juga mengaku siap menerima order dari klien dengan dana terbatas.
Tim 90 Seconds di markas Singapura (dok.90 Seconds)
Jakarta, CNN Indonesia -- Platform cloud sekaligus produksi video digital 90 Seconds menyuguhkan proses pembuatan video iklan atau pemasaran suatu brand. Kira-kira berapa biaya yang dibutuhkan?

90 Seconds memiliki tim produksi video untuk melakukan syuting di berbagai lokasi dunia sesuai permintaan klien. Selain mengajukan konsep video, perusahaan atau brand ternama yang menjadi klien utamanya juga harus menentukan budget alias anggaran yang akan mereka keluarkan.

"Dari berbagai klien, anggaran paling rendah sekitar US$750 (sekitar Rp9,9 juta)," ucap pendiri merangkap CEO 90 Seconds, Tim Norton saat berbincang dengan CNN Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyambung, "banyak klien kami lainnya yang memasang budget gila-gilaan hingga ribuan dollar, karena memang mereka sangat bersemangat menciptakan pemasaran digtal."

Menurutnya, digital marketing atau pemasaran digital akan terus berkembang secara global mengingat konektivitas kini sudah melampaui batas berkat Internet of Things (IoT).


CEO 90 Seconds, Tim Norton
Norton pun mengaku, hal tersebut dijadikan peluang bagi perusahaan dalam pemberian jasa produksi video sesuai yang diinginkan oleh para klien.

Lantas bagaimana dengan permintaan tema video lain yang berasal dari individu?

Diakui Norton, 90 Seconds pernah menerima permintaan produksi video untuk acara pernikahan. Permintaan yang datangnya dari individu akan ditampung terlebih dahulu.

Norton menuturkan, untuk saat ini fokus mereka adalah klien perusahaan dan brand ternama yang memiliki dana besar.

"Menarik sekali ketika mendapat permintaan produksi video pernikahan. Untuk sekarang ini memang fokus kami lebih ke perusahaan besar yang memang punya anggaran besar untuk mempercayakan layanan 90 Seconds sebagai produsen konten pemasaran mereka," jelas Norton lagi.

Norton mengatakan, 90 Seconds ingin menjadi "market place for professional video."

Dilengkapi dengan tim khusus pengembangan teknologi peranti lunak serta kreator khusus yang melakukan syuting dan penyuntingan video, monetisasi 90 Seconds diakui Norton sederhana.

"Klien membayar kami sesuai ajuan anggaran yang sudah disesuaikan berdasarkan permintaan dan penyelesaian vdeo, uang tersebut mengalir untuk tim kami semua. Tim 90 Seconds dan para kreator mendapat bayaran per bulan," kata dia.

Bisa diakses melalui situs 90seconds.tv, Norton menyatakan target viewer atau pengunjung situsnya adalah kaum muda yang memang memiliki ketertarikan soal pemasaran digital ataupun teknik produksi sebuah video.

90 Seconds diluncurkan pada 2010 silam di Selandia Baru dan menetapkan Singapura sebagai kantor pusatnya.

Di luar Singapura, 90 Seconds memiliki tim global yang terdiri dari 70 orang yang tersebar di London, Tokyo, Sydney, Manila, dan Auckland.

PayPal, GeoOp, hingga Uber termasuk brand global yang menggunakan jasa 90 Seconds untuk memproduksi video iklan mereka.

Sementara kreator video yang terdiri dari tim syuting dan sebagainya diakui Norton berjumlah 4.000an orang yang tersebar di banyak negara, di antaranya berstatus freelance.

Diketahui pada 12 April kemarin 90 Seconds baru mendapatkan kucuran investasi dari Sequoia India sebesar US$7,5 juta atau setara Rp988 miliar.

Rencana perusahaan dalam waktu dekat adalah membuka kantor di San Francisco, New York, Berlin, dan Hong Kong. (eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER