Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan teknologi Adskom dari Indonesia, yang mengolah
purchase intent data, mengumumkan ekspansi tim dan layanannya ke India yang merupakan pasar berkembang untuk
e-commerce.Langkah ini dilakukan setelah Adskom menerima investasi Seri A dari Geniee, Convergence Ventures, dan East Ventures pada Juli 2015. Adskom sendiri berkantor pusat di Singapura dan memiliki tim kerja di Amerika Serikat, Rusia, dan India, untuk penelitian dan pengembangan.
Pasar iklan digital India diprediksi akan melampaui angka USD 1 miliar (Rp 13 triliun) di tahun 2016, menurut lembaga riset eMarketer. Iklan tampilan digital mendominasi di negara tersebut, lebih dari 60 persen dari total pengeluaran iklan digital di India.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Industri ini pun terus bertumbuh sebesar 20% setiap tahunnya, dan transaksi
programmatic advertising akan mengambil lebih dari 65% hingga 70% pangsa pasar dari seluruh pembelian iklan di India.
Berdasarkan sebuah laporan dari Asosiasi Perusahaan Software dan Services Nasional India, India merupakan ekosistem startup ketiga terbesar di dunia dengan lebih dari 100 akselerator, 200 angel investor aktif, 150 perusahaan modal ventura, dan lebih dari 4.200 startup yang aktif.
“India memiliki ukuran pasar yang tepat dan masih berada di periode pertumbuhan," kata pendiri sekaligus CEO Adskom, Italo Gani.
Selain Italo, Adskom juga didirikan oleh Daniel Armanto yang kini menjabat sebagai CTO.
Adskom mengklaim telah membukan pertumbuhan yang baik di Indonesia pada 2015, dengan klien sampau pendapatan yang tumbuh dua kali lipat setiap kuartalnya.
Dengan 50 anggota tim di dalam negeri, Adskom Indonesia akan memberi dukungan untuk aktivitas bisnis di India dan secara paralel mempersiapkan tim lokal di sana.
Perusahaan telah mengangkat Rajeev Saxena sebagai Country Director Adskom di New Delhi, yang sebelumnya menjabat direktur bisnis Asia Tenggara dan Indiaa Acxiom. Menurut target, Adskom hendak merekrut 10 orang sampai akhir 2016.
(adt)