Indonesia di Mata CEO Startup 90 Seconds

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Minggu, 17 Apr 2016 17:16 WIB
90 Seconds melihat Indonesia belum menjadi prioritas lokasi pembuatan video, kalah dibanding Malaysia atau Thailand.
CEO 90 Seconds, Tim Norton
Jakarta, CNN Indonesia -- Platform cloud dan produksi video asal Singapura 90 Seconds menerima permintaan syuting video di berbagai lokasi di dunia. Bagaimana dengan Indonesia?

Pendiri sekaligus CEO 90 Seconds Tim Norton menyatakan bahwa perusahaan memiliki tim khusus yang tersebar di penjuru dunia untuk melakukan syuting video para klien yang mayoritas adalah brand besar.

90 Seconds memungkinkan suatu perusahaan asal Inggris misalnya, untuk mengajukan permintaan pembuatan video iklan brand-nya di Tokyo. Begitu banyak lokasi yang disanggupi 90 Seconds, lantas bagaimana dengan Indonesia?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebetulnya saat ini masih sedikit permintaan untuk pengambilan gambar video di Indonesia. Lokasi di Asia Tenggara yang banyak jadi incaran brand internasional untuk melakukan syuting video itu Malaysia dan Thailand," ucap Norton saat berbincang hangat dengan CNN Indonesia.

Kendati begitu, Norton yang meyakini sektor pemasaran digital yang akan semakin menjamur ini menyatakan, Indonesia bisa menjadi pasar potensial bagi 90 Seconds. Ia pun mengaku telah membentuk tim basis Jakarta.

Ia menyebutkan beberapa kelebihan layanan yang 90 Seconds tawarkan. Pertama, kesempatan membuat konten pemasaran perusahaan di berbagai lokasi di dunia.

Kedua, menjadi pihak ketiga yang memudahkan proses pembuatan konten pemasaran.

"Kami memberi opsi bagi brand besar sebagai wadah kreativitas pemasaran mereka. Kami bisa mewujudkan ide mereka, mulai dari syuting di luar negeri hingga proses produksinya. Semua itu memakan waktu banyak untuk sebuah perusahaan jika dilakukan sendiri. Nah, kami hadir untuk mempermudah itu," ujar Norton lagi.

Ia menyambung, "peran kami inilah yang saya harapkan bisa menarik perhatian perusahaan Indonesia untuk mengeluarkan ide marketing dan berani membuat konten sekeren mungkin tanpa khawatir soal jangkauan lokasi untuk syuting."

Norton juga menambahkan, ia cukup kagum dengan perkembanan koneksi internet di Indonesia yang kini sudah mencapai teknologi 4G LTE. Menurutnya, itu adalah awalan baik mengingat hampir semua hal sifatnya sudah digital.

Satu hal lain yang diyakini Norton mengenai potensi Indonesia adalah soal pemandangan alam.

Saat ditanya lokasi seperti apa yang menjadi favorit para klien 90 Seconds dalam mengajukan ide pembuatan video iklan brand mereka, Norton dengan cepat menjawab, "lanskap yang menggambarkan urban population."

Lokasi incaran lain adalah yang mewakili pariwisata atau travel tourism dan agrikultur.

"Indonesia saya lihat punya potensi besar untuk lokasi seperti itu," ungkap Norton.

Ke depannya, Norton yang memiliki hobi bersepeda ini mengatakan 90 Seconds akan membentuk tim baru yang khusus mengurus perizinan agar memungkinkan proses syuting di lokasi-lokasi tertentu berjalan tanpa hambatan.

Layanan 90 Seconds saat ini fokus pada klien perusahaan dan brand ternama yang memiliki dana besar.

Untuk mengajukan sebuah video cukup mendaftarkan diri di situs 90seconds.tv dan klik bagian "Get a Free Quote" di ujung kanan atas.

Di sana user tinggal masukan rincian tentang brand, lokasi syuting di mana, tenggat waktu yang dibutuhkan, budget yang akan dikeluarkan dan tentu saja konsepnya.

Setelah video rampung dari proses produksi, 90 Seconds menyimpan footage dan hasilnya bisa disinkronisasi ke Dropbox dan layanan serupa. Selain dipublikasikan di situs 90 Seconds sendiri, video tersebut juga bisa dipamerkan di YouTube.

Norton menuturkan, kreator video yang terdiri dari tim syuting dan sebagainya berjumlah 4.000an orang yang tersebar di banyak negara, di antaranya berstatus freelance.

PayPal, GeoOp, hingga Uber termasuk brand global yang menggunakan jasa 90 Seconds untuk memproduksi video iklan mereka.

(eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER