Jakarta, CNN Indonesia -- Alibaba membuat keputusan mengejutkan dengan menguasai saham dari Lazada dengan nilai US$ 1 miliar. Jumlah tersebut cukup untuk membuat situs itu masuk ke pasar e-commerce Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
Indonesia memang tengah diserbu oleh situs e-commerce baik dari dalam maupun luar negeri, sebut saja OLX, Tokopedia, MatahariMall, dan masih banyak lagi. Namun, sebelum bersaing di Indonesia, rasanya Alibaba harus terlebih dahulu berhadapan dengan kompatriotnya asal China, JD.com--di Indonesia bernama JD.id.
Sebab, menurut data iResearch menunjukkan jika JD.com merupakan perusahaan online direct sales terbesar di China pada kuartal terakhir 2014. Pangsa pasar JD.com diketahui telah mencapai 49 persen. Sedangkan untuk layanan Marketplace, JD.com memiliki pangsa pasar 18,6 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nikkei Asia memprediksi bahwa JD.com tumbuh lebih cepat ketimbang pesaingnya, Alibaba. Pada 2015, total nilai barang dan layanan yang dijual di e-retailer JD.com naik sampai 78 persen dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhannya lebih dari dua kali lipat dibandingkan bisnis B2C Alibaba yang hanya 30 persen.
Dalam urusan skala bisnis, JD.com memang masih lebih kecil dibandingkan pesaing. Total Gross Merchandising Value (GMV) Alibaba mencapai US$460 miliar sedangkan JD.com baru mencapai US$71 miliar. Namun begitu nilai perusahaan JD.com telah mencapai US$40 miliar di Nasdaq saat ini.
Analis pasar di China dari Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA), Elinor Leung, percaya jika gross margin JD.com akan meningkat signifikan dan mendapatkan keuntungan besar pada 2016. Saham JD.com mengalami tren kenaikan sedangkan saham Alibaba tren-nya cenderung turun.
"Di pasar saham, setidaknya, JD.com yang diakui sebagai pesaing utama Alibaba untuk pasar e-commerce di China," ujar Elinor.
Kini, kedua raksasa China itu telah masuk ke pasar Indonesia dan siap bersaing satu sama lain. Siapa yang mampu bertahan?
(tyo)