Jakarta, CNN Indonesia -- Munculnya berbagai usaha yang bergerak di industri financial technology atau FinTech setidaknya memiliki tujuan memajukan pertumbuhan ekonomi negeri dan memudahkan konsumen. Inilah yang diungkapkan oleh startup digital Modalku.
Modalku yang hadir di Tanah Air dalam bentuk platform online modalku.co.id diluncurkan pada Januari 2016. Modalku memberi pinjaman uang bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tidak memiliki aset pendanaan sebagai modal awal usaha.
Diceritakan sang CEO Reynold Wijaya di sela Indonesia FinTech Conference di Jakarta, Selasa (19/4) Modalku ingin mendukung pertumbuhan bisnis UKM melalui layanan
peer-to-peer lending.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tergolong baru, sehingga selain memberi edukasi mengenai layanan ini, kami juga perlu menciptakan kepercayaan konsumen," jelas Reynold saat ditemui
CNN Indonesia.
Diungkapkan Reynold, salah satu langkah awal bagi perusahaan agar memberi 'nilai lebih' untuk membangun kepercayaan konsumen adalah dengan menggandeng Sinarmas Group.
"Sinarmas memberi escrow kepada kami, demi menjamin pendanaan dengan benar agar tidak ada penyalahgunaan dana. Untuk saat ini kami juga telah bermitra dengan bank DBS asal Singapura," lanjutnya.
Sayangnya Reynold belum bisa membeberkan bank lain di Indonesia — baik lokal maupun milik asing — yang sedang ataupun telah terjalin kemitraannya dengan Modalku.
Ditambahkan oleh COO Modalku Iwan Kurniawan, dana yang diberikan langsung kepada UKM juga saat ini masih berasal dari investor. Pihak Modalku juga enggan memberi tahu siapa, namun Reynold memastikan investornya masih berlokasi di sekitar Asia Tenggara.
 (kiri-kanan) Jason Ekberg selaku Head of Oliver Wyman Indonesia, Chairman Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, dan CEO Modalku Reynold Wijaya saat menghadiri acara Indonesia FinTech Conference dihelat di JW Marriot, Jakarta Selatan, Selasa (19/4). (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina) |
Bagaimana cara mengajukan pinjaman?Sebagai perusahaan teknologi rintisan yang bergerak di bidang keuangan, Modalku diakui Reynold, menerapkan sejumlah tahap bagi pelaku UKM yang mendaftarkan diri.
"Bagi UKM yang melakukan registrasi ke situs web Modalku, syarat utamanya harus menggunakan kartu kredit. Dengan kartu kredit, tandanya ia memiliki kesediaan membayar dan sudah terbiasa," tutur Reynold.
Setelah Modalku menerima berbagai ajuan pinjaman, timnya melakukan verifikasi terhadap UKM tersebut mengenai legitimasinya, jumlah dan potensi pelanggan, hingga psychometric test atau uji coba psikometri mengenai future behavior.
 Co-founder dan CEO Modalku, Reynold Wijaya. (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina) |
Diakui Reynold, bank pada umumnya biasanya melihat dari riwayat kredit si nasabah agar tahu bagaimana kebiasaan pengguna terkait penggunaan kredit di masa lalu.
"Kalau kami lebih melihat ke intelligence dan behavior testing mengenai sikap atau kebiasaan pembayaran mereka untuk masa depan. Untuk saat ini memang default masih 0 persen, tapi tidak mungkin terus 0 persen. Maka dari itu penting melakukan tes seperti itu," terangnya.
Untuk saat ini diakui Reynold ada belasan UKM yang sudah melakukan pinjaman ke Modalku. Untuk bidang usahanya, Reynold mengaku cukup terkejut karena sangat beragam.
Reynold menyerukan, layanan Modalku tidak sulit untuk dioperasikan. Tinggal membuka situs modalku.co.id dan memilih opsi "sign up" untuk registrasi, lalu daftarkan pinjaman.
"Prosesnya cepat, biasanya yang lama adalah pengumpulan dokumen," tutur pria lulusan Harvard Business School, Amerika Serikat itu sambil tersenyum.
Tercatat hingga sekarang ada sebesar Rp3,4 miliar pinjaman terdanai dan Rp297 juta angsuran yang diterima.
Sembari menutup perbincangan, Iwan menambahkan bahwa perusahaan akan membina kerjasama dengan bank-bank di Tanah Air dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) demi kelancaran industri FinTech.
(eno)