Jakarta, CNN Indonesia -- Aplikasi media sosial Steller adalah wadah netizen yang ingin menyatukan konten foto, video, dan tulisan, ke dalam bentuk lembaran digital yang menyerupai buku. Aplikasi ini tengah naik daun di Indonesia karena menjadi media sosial yang menyuguhkan konten seperti buku digital.
Aplikasi ini didirikan oleh kakak beradik Brian McAniff dan Karen Poole pada Maret 2014. Poole giat mendalami ilmu desain visual sementara latar belakang McAniff adalah sebagai desainer user experience.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Steller sendiri yang masih seumur jagung, CNN Indonesia mewawancarai Vice President of Marketing Steller, Peter Denton yang berbasis di San Francisco, California, Amerika Serikat. Berikut petikan wawancaranya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa alasan membuat aplikasi Steller?Kami ingin membuat aplikasi yang memungkinkan orang-orang menciptakan kisah secara visual nan indah secara instan langsung dari ponsel pribadi mereka.
Belum ada aplikasi yang mewadahi kombinasi foto, video, dan tulisan yang kemudian dituangkan menjadi sebuah kisah untuk diceritakan kepada teman-teman. Jadi terciptalah Steller. Setelah beberapa tahun, terlihat orang-orang sangat suka membuat dan berbagi kisah mereka.
Aplikasi ini bernama "Steller", apakah kependekan dari Storyteller (pendongeng)?Ya, betul! Kami percaya bahwa semua orang memiliki kisah yang layak diceritakan dan Steller adalah solusinya sebagai wadah bagi mereka.
Siapa target pengguna Steller?Sejatinya, kami yakin semua orang mempunyai sesuatu yang menarik dan unik untuk diceritakan. Steller ingin membantu pengguna agar bisa mengubah pengalaman saat berkunjung ke Galeri Nasional Indonesia di Jakarta menjadi kisah cantik yang bisa dibagikan dengan semua orang di dunia melalui Steller.
Topik paling populer di Steller melingkupi travel, petualangan, kreativitas, fesyen, dan makanan. Kami menggaet para pengguna yang menyukai topik-topik ini dan menjadikan mereka bagian dari komunitas kami.
Berapa jumlah pengguna Steller secara global?Kami belum bisa memberi tahu mengenai jumlahnya, yang jelas pengguna Steller secara global sudah mencapai jutaan.
Negara mana yang penggunanya paling banyak? Bagaimana dengan Indonesia?Dengan adopsi yang tinggi selama peluncuran aplikasi, Indonesia masuk di jejeran tiga pasar utama kami setelah Amerika Serikat dan Inggris.
Pengguna aktif kami juga tersebar di negara-negara Eropa, Australia, dan Brasil. Indonesia menjadi negara pertama di Asia yang menerima layanan Steller. Rencananya kami akan ekspansi ke Jepang dan China di tahun ini.
Apakah Steller hadir sebagai pesaing aplikasi yang sudah ada seperti Instagram dan Path?Tentunya ada persaingan di antara aplikasi, namun kami melihat Steller sebagai pelengkap terhadap layanan yang sudah ada. Di Instagram Anda hanya bisa berbagi sebuah foto atau video, tetapi orang lain ingin tahu lebih dalam mengenai kisah di baliknya atau apapun yang berhubungan.
Contoh, kisah di
tautan ini menceritakan tempat bagus untuk makan siang di Jakarta, dan publikasinya lebih dari sekadar sebuah foto saja.
Publikasi di Steller pun bisa dibagikan juga ke jejaring sosial lainnya. Jadi produk kami lebih kepada wadah untuk bercerita secara utuh dan membagikannya ke media sosial lain.
Sejauh ini format foto di Steller lebih mendukung untuk portrait. Apakah ada rencana agar format landscape juga bisa ditampilkan secara sempurna?Kami sedang mengerjakan sejumlah layout baru yang menarik, tentunya nanti bisa membantu meningkatkan penggunaan foto
landscape di Steller.
Rintangan seperti apa yang dihadapi untuk mempromosikan Steller?Kami mengerahkan banyak energi dalam menghubungkan para pendongeng yang berada di target pasar kami. Jadi harus fokus pada aspek membangun hubungan dengan pengguna ketimbang hanya menghamburkan uang agar layanan ini dikenal. Kami ingin se-orisinal mungkin.
Pengalaman apa yang Steller harapkan bisa dirasakan oleh pengguna?Harapan kami, Steller bisa menginspirasi orang-orang di seluruh dunia, khususnya dalam membantu menghubungkan pengguna di Indonesia dengan user di seluruh dunia untuk berbagi cerita.
Orang sangat suka membaca tentang sebuah tempat yang belum pernah dikunjungi, atau saling berbagi pengalaman hidup. Kisah otentik seperti ini mampu menghubungkan orang dari berbagai penjuru dunia.
(adt/eno)