Besok, Menkominfo dan Operator Bahas Tarif Interkoneksi

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Rabu, 18 Mei 2016 21:25 WIB
Menkominfo Rudiantara dan perusahaan telekomunikasi akan membahas tarif interkoneksi panggilan telepon seluler yang ditargetkan turun secara signifikan.
Ilustrasi. (Buechewurm_65/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan bahwa penentuan dan proses sosialisasi mengenai tarif interkoneksi operator seluler akan dilangsungkan besok, Kamis (19/5).

Perubahan tarif interkoneksi operator seluler belakangan ini sedang hangat diperbincangkan. Diketahui tarif interkoneksi yang saat ini diberlakukan di industri hanya di bawah 20 persen dari tarif ritel lintas operator (off net) yang dibayarkan oleh pelanggan. Biaya interkoneksi itu sendiri Rp250 terhadap tarif ritel lintas operator yang rata-rata Rp1.500.

Biaya interkoneksi merupakan salah satu komponen dari tarif ritel, selain biaya produksi, promosi, dan margin keuntungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini, sejumlah operator seperti Smartfren dan XL Axiata mengharapkan tarif interkoneksi bisa turun sebanyak 40 persen.

"Besok mau dibahas. Ya kemungkinan turunnya sekitar di atas 10 persen," ucap Rudiantara.

Menteri yang akrab disapa Chief RA itu enggan menyebutkan angka pastinya, namun ia mengaku jumlah konkretnya akan dibicarakan esok hari dengan para operator.

"Angkanya nanti agregat, jadi ada yang lebih besar dari itu, ada yang kurang. Tergantung karena jaraknya beda-beda. Tapi overall untuk terminating cost," ungkapnya lagi.

Diketahui terminating cost adalah biaya yang dikenakan oleh di penerima telepon dari operator yang berbeda. Sementara originating cost adalah tarif yang dikenakan pelanggan yang melakukan panggilan telepon ke operator yang berbeda.


Rudiantara kembali menjelaskan soal keharusan menurunkan tarif interkoneksi tersebut, karena pada beberapa tahun silam penurunannya cuma satu digit saja.

Menurutnya, demi efisiensi di industri telekomunikasi, penurunan tarif interkoneksi tahun ini harus lebih signifikan angkanya.

"Kalau melihat dulu di era 3G, harga teknologi tinggal setengahnya. Ini sudah era 4G yang sifatnya sendiri masih berkelanjutan, jadi memang harus signifikan," terangnya.

Ia berharap penerapan tarif interkoneksi yang diturunkan sudah bisa berjalan tahun 2016 ini, namun ia belum bisa memberi tahu kapan pastinya.


Sementara CEO XL Axiata Dian Siswarini saat ditanya soal hal ini, berharap agar terjadi penurunan yang signifikan dan bisa segera ditetapkan.

"Mudah-mudahan turunnya banyak. Tarif interkoneksi intinya 'kan mengatur cost, tarif ritel tetap bisa berbeda. Besok baru sosialisasi, kita lihat saja seperti apa," ujarnya.

Selama ini, tarif interkoneksi masih menggunakan metode simetric alias dibebankan secara sama ke semua operator, baik dari sisi jumlah pelanggan, infrastruktur dan sebagainya. Hal ini menimbulkan perdebatan, karena tak semua operator membangun--misalnya--jumlah BTS yang sama di satu wilayah.

Sementara biaya jaringan ditentukan oleh biaya investasi penggelaran jaringan operator tujuan. Biaya investasi ini dipengaruhi oleh coverage, trafik yang disalurkan, dan utilisasi jaringan. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER