Cegah Banjir, Tinggi Air Sungai Bisa Dipantau dari Ponsel

Aditya Panji | CNN Indonesia
Sabtu, 28 Mei 2016 19:56 WIB
Tinggi air sungai dipantau dengan ponsel maupun sensor. Datanya disebarluaskan lewat aplikasi. Datanya dianalisis untuk memprediksi banjir dan perbaikan sungai.
Ilustrasi: Saat musim hujan, Bendung Katulampa di Bogor, bisa dilewati air dengan rekor debit 630.000 liter air per detik atau ketinggian 250 centimeter yang pernah terjadi pada tahun 1996, 2002, 2007, dan 2010. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Bali, CNN Indonesia -- Pemanfaatan teknologi dalam memantau ketinggian air di sungai tak hanya dipakai oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta, tetapi juga pemerintah provisi Sulawesi Utara yang telah menguji teknologi Fujitsu untuk memantau tinggi air di sebuah sungai Manado.

Pada 23 Februari hingga 18 Maret 2016, Fujistu Indonesia telah menguji sistem informasi di Sungai Bahu, Malalayang, Manado, untuk mengukur tinggi air di sana dan bisa juga dilanjutkan teknologinya untuk memberi peringatan.

Fujitsu memanfaatkan aplikasi pengukur tinggi air di ponsel pintar berkamera yang dapat menangkap kode bar (barcode) dan terintegrasi dengan teknologi augmented reality (AR).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara kerja teknologi ini masih memanfaatkan manusia dalam operasionalnya. Pengamat di lapangan bisa memakai kamera ponsel untuk memindai kode bar AR untuk menandai tinggi air di sungai. Nantinya, aplikasi di ponsel mampu menampilkan mistar skala di atas gambar sungai untuk menentukan tinggi air.

Menurut Imron Rosadi, Service Business Management Manager Fujitsu Indonesia, teknologi ini bisa mencatat tinggi air secara cepat dan akurat. Uji coba juga berguna mengetahui seberapa cepat pihak berwenang menyebar informasi soal tinggi air yang terus berubah.

Dengan adanya uji coba ini, diharapkan pihak berwenang dapat memanfaatkan secara berkelanjutan sistem informasi tata kelola sungai yang efektif.


Kota Manado, yang memiliki empat sungai ukuran besar, sempat mengalami banjir besar pada Januari 2014. Pihak berwenang sejatinya telah memanfaatkan teknologi untuk mengetahui tinggi air, namun sistem terdahulu dinilai kurang memadai karena memakai sensor fisik di sepanjang sungai yang berdampak pada tingginya biaya perawatan sehingga tak sulit diterapkan dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, Fujitsu memilih untuk memakai teknologi kode bar AR dan memercayakan pemantauan dengan kamera ponsel oleh petugas atau warga di lapangan.

“Yang perlu diperhatikan juga dalam memanfaatkan teknologi adalah cara manajemen dan perawatannya,” ujar Imron ketika menjelaskan teknologi ini di Bali, Kamis (26/5).


Teknologi ini juga bisa memberikan peringatan dini ke pemerintah dan pihak terkait jika tinggi air melewati batas normal. Fujitsu memanfaatkan teknolgi komputasi awan dari pemantauan sampai pada sistem peringatan.

Pihak yang menerima peringatan dini itu nantinya bisa mengecek data lewat aplikasi ponsel pintar maupun komputer.

Teknologi dari Fujitsu ini juga telah diadaptasi pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam memantau sejumlah sungai dengan sensor dan laporan ketinggian airnya dikirim dalam waktu nyata (real time)

Dari laporan-laporan yang masuk tersebut, pemerintah seharusnya bisa menganalisis data untuk menyelesaikan masalah kota, termasuk memprediksi bencana sampai mengambil langkah perbaikan sungai. (adt/eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER