Jakarta, CNN Indonesia -- Situs web AlfaOnline mengubah nama mereknya menjadi Alfacart.com pada Senin (30/5) dengan target menjadi pemain besar dalam bisnis perdagangan elektronik (e-commerce), dan bakal memanfaatkan jaringan 7.000 toko ritel Alfamart di seluruh Indonesia.
Perusahaan mengatakan bakal fokus ke empat kategori produk dalam bisnisnya, yaitu fesyen, gadget dan elektronik, kebutuhan pokok harian, serta gaya hidup.
CEO Alfacart.com Catherine Hindra Sutjahyo optimistis, bisa menjadi jaringan e-commerce terbesar berkat dukungan dari toko Alfamart, yang merupakan induk usaha mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami bertekad, inovasi dan kemudahan dalam pembayaran, pengantaran barang dan pengambilan barang yang kami hadirkan, serta komitmen kami yang tinggi dalam berkolaborasi dengan para mitra bisnis, akan mampu meningkatkan gairah perniagaan digital yang berdampak pada semakin tumbuhnya bisnis e-Dagang di Indonesia,” ujar Catherine dalam siaran pers.
Salah satu fitur andalan yang ditawarkan Alfacart adalah fasilitas pembayaran belanja online bayar offline, atau populer disebut online to offline (O2O). Fitur ini mengincar konsumen yang belum memiliki rekening bank, kartu debit dan kartu kredit.
Mengutip data World Bank, sebanyak 63,7 persen masyarakat Indonesia berusia 25 tahun ke atas di Indonesia, tidak memiliki rekening bank. Alfacart hendak memecahkan masalah itu dengan fitur O2O karena mereka mengincar konsumen dengan rentang usia 25 sampai 35 tahun.
"Setelah memilih dan memesan barang yang hendak dibeli secara online di www.alfacart.com atau aplikasi mobile yang telah diunduh di smartphone atau tablet, mereka dapat melakukan pembayaran secara tunai melalui layanan Cash-on- Delivery (COD) atau membayar langsung di kasir toko Alfamart yang dikehendaki,” ujar Catherine.
Selain itu, perusahaan yang berdiri pada Februari 2013 ini juga menyediakan metode pembayaran Indosat Dompetku, kartu kredit (Matercard, Visa, JCB), Mandiri Clickpay, BCAklikpay, DOKU, XL Tunai, dan Telkomsel T-cash.
Catherine pun meyakini industri e-commerce akan memberi kontribusi besar untuk perekonomian nasional di masa depan, kendati saat ini sumbangan e-commerce di Indonesia untuk penjualan ritel masih sekitar 1 persen, mengutip riset AT Kearny.
Optimisme Catherine juga didukung oleh data Google dan TNS Research, yang memprediksi jumlah pengguna ponsel pintar di Indonesia pada 2017 akan mencapai 74,9 juta.
(adt/eno)