Jakarta, CNN Indonesia -- Pengelola aplikasi pesan instan Line Corp berencana mencatatkan sahamnya di bursa saham Tokyo, Jepang, dan New York, Amerika Serikat, pada Juli mendatang dan akan membuat nilai perusahaan mencapai US$ 5 miliar atau sekitar Rp66,5 triliun.
Tokyo Stock Exchange telah menyetujui rencana Line pada Jumat (10/6) dan akan menjual saham perdana ke publik (IPO) pada 15 Juli. Dari langkah ini Line diprediksi bisa meraih dana segar sebesar US$900 juta atau sekitar Rp11 triliun.
Sementara di Amerika Serikat, Line memilih mencatat sahamnya di lantai bursa New York Stock Exchange (NYSE). Persetujuannya dijadwalkan pada Jumat ini waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dimiliki oleh Naver Corp asal Korea Selatan, Line berhasil menjadi aplikasi paling populer di Jepang. Mereka juga menyediakan layanan panggilan suara da video berbasis Internet.
Pendapatan perusahaan banyak diraih dari game, stiker berbayar, dan iklan dari perusahaan atau merek yang membuat akun resmi di layanan Line. Beberapa waktu belakangan ini Line mulai memperluas layanan dengan menyediakan streaming musik dan jasa pemesanan kendaraan panggilan.
Line memang telah berkembang dari sisi pendapatan, tetapi mereka juga berjuang untuk meningkatkan jumlah pengguna dan memperluas layanan ke segelintir pasar lain.
Sebagai bagian mendapatkan pendapatan lebih, perusahaan juga ekspansi pada layanan pembayaran mobile.
Pengguna aktif bulanan Line mencapai 218 juta pada akhir Maret, di mana setengahnya berasal dari Jepang, Taiwan, Thailand, dan Indonesia.
CEO Line Takeshi Idezawa kepada The Wall Street Journal mengatakan, perusahaan berencana memusatkan investasinya di Asia dan pasar lain di mana mereka bisa menjadi pemimpin pasar. Dana dari IPO akan dialokasikan untuk rencana tersebut.
Tokyo Stock Exchange mengatakan Line akan menawarkan 13 juta saham baru ke publik Jepang, dan 22 juta saham baru akan ditawarkan di New York mulai 14 Juli.
Harga per lembar saham Line diprediksi mencapai 2.800 yen. Naver akan mempertahankan 175 juta saham atau sekitar 83 persen dari total saham Line.
(adt/eno)