Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah menyelesaikan misi antariksa di Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS), para awak astronaut menyambangi Bumi dengan kapsul antariksa. Perjalanan pulang ke Bumi nyatanya tidak pernah enak dan semulus yang dibayangkan.
Paling tidak gambaran mengenai bagaimana perjuangan astronaut kembali ke Bumi dari antariksa bisa disaksikan di film
Gravity garapan Alfonso Cuaron pada tahun 2013.
Gravity menyuguhkan adegan astronaut Ryan Stone yang diperankan oleh Sandra Bullock saat ia berjuang kembali ke Bumi menggunakan kapsul yang menyerupai Soyuz. Di sana ia menderita karena kapsul terbakar saat memasuki atmosfer Bumi. Belum lagi kecepatannya sangat tinggi saat melayang jatuh dari langit sebelum akhirnya mengeluarkan parasut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengalaman tidak enak tersebut setidaknya harus dialami oleh astronaut tiap kali mereka kembali ke Bumi dari ISS.
Mengutip
The Guardian, sebaik apapun persiapannya, tetap saja perjalanannya tidak pernah mulus.
"Secara fisik, perjalanan kembali ke Bumi sangatlah keras. Kami sering mendeskripsikan rasanya itu bak 15 ledakan yang diikuti oleh tabrakan mobil," ucap mantan astronaut Kanada Chris Hadfield.
Hal ini dirasakan oleh Tim Peake, astronaut dari badan antariksa Eropa (ESA) yang baru tiba di Bumi pada Sabtu, 18 Juni, bersama dua awak lain dari NASA dan Roscosmos Rusia, yakni Timothy Kopra dan Yuri Malenchenko.
Diperkirakan tim astronaut ini meninggalkan ISS sekitar pukul 6.00 waktu setempat, dan butuh waktu tiga jam untuk akhirnya mendarat di Bumi.
Ini berarti Peake, Kopra, dan Malenchonko harus duduk, mengalami kram yang tidak nyaman selama tiga jam di dalam kapsul Soyuz yang mungil itu.
Sudah pasti bagian tersulit adalah ketika memasuki atmosfer Bumi, di mana Soyuz harus bertahan di suhu 1.600 derajat Celsius karena adanya gesekan di atmosfer.
Nah, biasanya saat itulah kapsul terbakar dan membuat suasana di dalamnya sangat panas, serta kondisi yang serba terguncang-guncang.
Setelah berhasil melewati masa sulit tersebut, parasut Soyuz dilepaskan dan kapsul mini itupun terbang melayang agar mendarat secara mulus. Hanya memakan waktu 6 menit saja untuk mendarat di permukaan dari ketinggian 107 kilometer.
Tiba di padang pasir di Zhezkazgan, Kazakhstan sekitar pukul 9-10.00 waktu setempat, kapsul Soyuz sudah gosong berwarna hitam dengan bau terbakar yang cukup menyengat.
Seperti yang diberitakan
SkyNews, komandan Malenchenko terlihat sangat kelelahan dan mengaku kepanasan.
Pun begitu dengan Peake yang juga terlihat letih ketika ia keluar dari kapsul Soyuz. Namun ia tak lupa memberi senyum dan lambaian tangan kepada awak media di sana.
"Saya ingin mandi hujan dingin sekarang juga. Kapsul Soyuz sangat amat panas dan seragam antariksa ini juga tak kalah panasnya," tutur Peake yang berkebangsaan Inggris.
Ia kemudian menyambung, "aroma Bumi sangat kuat. Saya tidak sabar bertemu keluarga."
Kemudian sekitar pukul 10.15 waktu setempat, Peake langsung menelepon keluarganya saat masih mengenakan seragam astronautnya.
Usai ganti seragam, para astronaut dituntun menuju helikopter karena masih harus menyesuaikan dengan gravitasi. Ketiganya menghabiskan 186 hari di mikrogravitasi.
"Perjalanan terbaik yang pernah saya alami. Tentu saja saya akan kembali menjalankan misi antariksa," lanjut Peake saat ditanya apakah ia akan terus berkarir menjadi astronaut. "Setiba di rumah saya akan makan pizza dan bir dingin," katanya lagi.
Peake yang sejak keberangkatan perdananya ke ISS sudah menarik perhatian, ia juga menjalankan misi khusus bernama Principia yang terdiri dari sejumlah eksperimen ilmiah berkaitan dengan penelitian luar angkasa dan Bumi.
Peake yang berusia 44 tahun itu juga menepati janjinya untuk lari maraton di atas
treadmill ISS menggunakan aplikasi Run Social dan video
virtual reality (VR) beberapa bulan lalu.
Secara keseluruhan, tiga astronaut itu menjalankan rangkaian tugas mereka seperti uji coba teknologi baru dan melakukan ratusan eksperimen biologi, bioteknologi, serta ilmu fisik dan Bumi.
(tyo)