Kamar Hotel Antariksa Sedang Diuji Coba

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Selasa, 31 Mei 2016 12:01 WIB
Modul Bigelow Expandable Activity Module (BEAM) telah digembungkan di bagian luar ISS yang mengorbit di antariksa. Para peneliti akan menguji dan menelitinya.
Modul bernama Bigelow Expandable Activity Module (BEAM) sedang diuji dan terus dikembangkan agar bisa menjadi “kamar hotel” bagi wisatawan antariksa. (Dok. Bigelow Aerospace)
Jakarta, CNN Indonesia -- Modul Bigelow Expandable Activity Module (BEAM) yang mampu menampung awak manusia layaknya kamar hotel di antariksa kini sudah digembungkan di Stasiun Luar Angkasa (International Space Station/ISS). BEAM tak lama lagi siap 'diotak-atik' oleh para astronaut.

Astronaut NASA Jeff Williams dibantu oleh pengendali misi (mission controller) pada Sabtu (28/5) menggembungkan modul BEAM yang telah disematkan di bagian luar ISS sejak 10 April lalu. Ia diangkut ke luar angkasa menggunakan pesawat kargo Dragon SpaceX.

BEAM yang berbobot 1.360 kilogram hasil pengembangan Bigelow Aerospace ini awalnya memang dalam keadaan kempis. Kini, setelah BEAM sudah digembungkan, NASA tetap akan menutup pintu palka untuk melihat apakah modul ini bisa bekerja dengan baik di antariksa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para astronaut dan kosmonaut yang mendiami ISS memang belum bisa mengobservasi 'kamar hotel' antariksa ini. Mengutip Mashable, kira-kira baru awal Juni mereka bisa masuk ke dalam BEAM setelah pengendali misi mengecek kondisinya, termasuk memastikan tidak ada bocor atau masalah pada modul.

Meski lancar, manajer misi Bigelow dan pihak NASA di Bumi awalnya mencoba menggembungkan BEAM ke ukuran aslinya pada Kamis (26/5) namun ada kendala yang tidak bisa diprediksi.


Mereka harus menyetop dan mengulang proses penggembungan BEAM beberapa kali, sebab mereka sempat merasakan ada tekanan yang tak diduga-duga saat memasok udara dari ISS.

Akhirnya mereka mencobanya lagi pada 28 Mei kemarin, beruntung semua berjalan dengan lancar. Para pengendali misi mengarahkan Williams agar memasok udara dalam jumlah kecil ke BEAM agar ia menggembung secara perlahan, tidak tergesa-gesa namun semua berjalan dengan baik.

Menurut manajer Bigelow, saat Williams memasok udara lebih banyak ke BEAM, modul itu akan mengeluarkan bunyi meletus.

"Suaranya seperti ketika popcorn sedang dimasak," ucap Williams.

Rencananya, BEAM akan terus disematkan di ISS selama dua tahun lamanya.


Teknologi habitat seperti ini diharapkan NASA bisa diterapkan untuk misi Mars sekitar dua dekade ke depan.

Ya, BEAM pun dipercaya mampu hadir sebagai habitat potensial sebagai 'kamar hotel' awak manusia dalam program pariwisata antariksa ataupun misi jelajah ilmiah ke planet Mars.

Bigelow mengklaim desain BEAM pada dasarnya mampu mengurangi efek radiasi luar angkasa sebab ia bukan terbuat dari logam.

Pengembangan BEAM menelan biaya US$17,8 juta atau setara Rp234 miliar dan diklaim menjadi modul paling rendah biaya untuk bisa disematkan di ISS.

(adt/adt)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER