Jakarta, CNN Indonesia -- Game Pokemon Go yang sedang meroket akan segera membuka fitur yang memungkinkan toko atau perusahaan mensponsori titik lokasi dengan tujuan mendatangkan para pemain Pokemon Go ke tempat usaha itu. Langkah ini membuat Pokemon Go jadi “pengganggu” bagi perusahaan Internet yang sebelumnya memberi promosi serupa.
Ke depan, toko atau restoran, mungkin bisa membuat lokasi mereka sebagai Pokestop, sebuah tempat di mana para pemain bisa mengambil Pokeball atau bola untuk menangkap monster sampai telur Pokemon.
Ini menjadikan sebuah toko atau restoran sebagai “lokasi yang disponsori,” kata CEO Niantic, John Hanke, selaku salah satu pihak yang mengembangkan Pokemon Go bersama Nintendo dan Pokemon Company.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, Hanke telah memberi isyarat fitur iklan macam ini akan segera hadir di Pokemon Go.
“Pihak ketiga bisa membayar ke kami untuk membuat sesuatu yang virtual pada lokasi pasti mereka. Ini adalah bujukan untuk mendorong pemain datang ke lokasi tersebut,” kata Hanke.
Nantinya, toko atau restoran bisa jadi dibebankan “biaya per kunjungan,” mirip dengan “biaya per klik” pada iklan digital Google.
Menurutnya, langkah ini akan memberikan aliran pendapatan baru, selain pendapatan dari pembelian konten digital atau kekuatan untuk para monster imut Pokemon Go.
Mengganggu Situs Daily DealsCara yang dijelaskan Hanke ini tampaknya akan mengancam perusahaan Internet macam Groupon, LivingSocial, dan Foursquare, yang selama ini menyebarluaskan promosi berupa potongan harga atau kupon agar konsumen mendatangi sebuah toko atau restoran.
Situs daily deals Groupon dan LivingSocial tak bersedia memberi komentar. Sementara Foursquare kepada Reuters, berkata terlalu dini untuk mengatakan dampak Pokemon Go.
Ahli pemasaran mengatakan pelaku usaha kecil mungkin akan beralih ke Pokemon Go dan mengarahkan beberapa biaya pemasaran ke game untuk perangkat mobile tersebut, namun pengeluaran terbesar mungkin masih dialokasikan ke Facebook.
Menurut Christophe Jammet, direktur perusahaan konsultan media sosial dan mobile DDG di New York, selama ini belum ada platform sosial geolokasi yang dapat memikat begitu banyak orang sekaligus untuk datang ke lokasi.
Dengan permainan Pokemon Go ini, Jammet berkata perusahaan konvensional yang selama ini melewati begitu saja strategi pemasaran digital, bisa jadi tertarik untuk memakai Pokemon Go, mengingat permainan ini juga sedang ramai dibicarakan di segala penjuru.
Perusahaan analis pasar SimilarWeb melaporkan, saat ini banyak pengguna menghabiskan lebih banyak waktu memainkan Pokemon Go ketimbang membuka jejaring sosial Facebook, WhatsApp, dan Snapchat.
Popularitas Pokemon Go saat ini nampaknya merupakan hasil dari nostalgia para penggemar Pikachu yang hadir 20 tahun lalu. Para pemain berlomba menjadi pelatih dengan menangkap sebanyak mungkin monster-monster imut.
“Orang yang lahir di era 80 dan 90-an, mereka tumbuh bersama ini,” kata Direktur Pelaksana Agensi Kreatif Reason2Be di New York, seperti dikutip dari
Reuters.
Kesuksesan Pokemon Go tak lepas dari cara bermain yang menawarkan interaksi baru antara manusia dengan permainan ponsel, karena ia melibatkan pencarian objek monster-monster virtual di dunia nyata. Game ini memanfaatkan teknologi GPS, augmented reality, dan kamera ponsel.
(adt)