Masa Depan Yahoo di Tangan Verizon

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Selasa, 26 Jul 2016 14:40 WIB
Kesepakatan ini membuat Verizon memiliki bisnis utama Yahoo yang terdiri dari mesin pencari, media, Yahoo Mail, dan teknologi periklanan digital.
Ilustrasi. (REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan telekomunikasi Verizon Communications akhirnya menggelontorkan dana sebsar $4,8 juta untuk membeli Yahoo Inc., perusahaan Internet yang dahulu sempat meraksasa. Aksi korporasi ini bisa disebut saling membutuhkan, karena Yahoo memutuskan untuk menjual bisnis utamanya, sementara Verizon ingin mendorong unit bisnis AOL agar lebih meroket.

Kesepakatan ini akan membuat Verizon memiliki bisnis utama Yahoo yang terdiri dari mesin pencari, media, Yahoo Mail, dan teknologi periklanan digital.

Penjualan ini tidak termasuk kepemilikan saham Yahoo Inc., sebesar 15 persen di perusahaan e-commerce Alibaba Group Holding asal China, 35,5 persen kepemilikan saham di Yahoo Jepang, investasi minoritas tertentu, dan paten non-inti milik Yahoo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Situs Quartz menyebut Verizon sebagai salah satu penyedia layanan telekomunikasi di Amerika Serikat masih menghadapi kejenuhan pasar dan prospek pertumbuhan yang terbatas.

Pembelian bisnis inti Yahoo yang menyusul akuisisi AOL pada 2015 lalu menunjukkan Verizon melihat bisnis konten dan iklan daring sebagai cara baru untuk meningkatkan pertumbuhannya.

"(Pembelian Yahoo membawa Verizon) ke posisi yang sangat kompetitif sebagai salah satu perusahaan media mobile dunia, dan membantu mempercepat arus pemasukan di bidang periklanan digital," kata CEO Verizon Lowell McAdam.


Dalam bisnis periklanan digital, Verizon berhadapan dengan Google dan Facebook yang merupakan pemimpin pasar dalam bisnis distribusi iklan digital. Google memiliki platform iklan digital berbasis kata, gambar, dan bahkan bisa menyalurkan iklan ke aplikasi di perangkat mobile. Sementara Facebook mengandalkan aplikasinya di perangkat komputer dan mobile.

Verizon memang sudah punya teknologi periklanan AOL, namun keahlian Yahoo di bidang periklanan lokal mungkin bisa berguna, terutama di bidang perikanan mobile. Selain itu, Yahoo juga bisa membantu Verizon di bidang pencarian online.

Sementara itu, Yahoo akan membawa ratusan juta pembaca bagi Verizon dari situs sepeti News, Sports dan Finance, untuk melengkapi situs yang berada di bawah AOL seperti The Huffington Post, dan dua media teknologi Engadget dan Tech Crunch. Di Amerika Serikat, menurut Comscore, Yahoo berada di peringkat ketiga di antara properti digital.

Menurut artikel Business Insider, aliansi Yahoo-AOL akan menguasai 5,2 persen pasar periklanan digital, dibanding 39 persen milik Google dan 15 persen milik Facebook.

Namun, artikel itu memprediksi, aliansi perusahaan-perusahaan kecil untuk bersaing dengan raksasa sekelas Google dan Facebook biasanya jarang berhasil. Paling tidak, aliansi ini hanya akan kembali menciptakan kompetitor lemah, meski lebih besar.

Tanpa kedudukan yang kuat di pasar, dan ketiadaan inovasi digital, maka perusahaan macam ini akan terus-menerus mengalami kerugian dan akhirnya lenyap.


Sebagai salah satu pelopor dunia daring di era 90-an, AOL sudah tumbuh cukup kaya untuk dapat membeli Time Warner seharga $164 milyar, 2001 silam. Walau demikian, merger kedua perusahaan tidak berjalan sukses. Dalam waktu setahun, mereka kehilangan 97 persen nilainya di pasar.

Nilai pasar yang tergerus juga dialami Yahoo yang dahulu jadi tujuan kerja utama para ahli komputer. Kapitalisasi pasar Yahoo Inc., saat ini adalah US$37,4 miliar, lebih kecil dari nilai investasi Yahoo di Alibaba dan Yahoo Jepang bernilai US$40 miliar dalam kapitalisasi pasar keduanya.

Performa Yahoo belakangan ini mengecewakan dan AOL atau Verizon mungkin harus kerja super keras untuk mengubah hal tersebut. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER