Edward Snowden dan WikiLeaks Adu Pendapat di Twitter

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Minggu, 31 Jul 2016 10:32 WIB
WikiLeaks tak setuju dengan pendapat Snowden tentang kurasi. WikiLeaks mengaitkan Snowden dengan Hillary Clinton, bakal calon presiden AS dari Partai Demokrat.
Edward Snowden. (REUTERS/Glenn Greenwald/Laura Poitras/Courtesy of The Guardian)
Jakarta, CNN Indonesia -- Edward Snowden dan WikiLeaks, dua nama yang terkenal sebagai pembocor data-data rahasia negara, beradu pendapat di media sosial Twitter. Perbedaan pendapat dimulai dari cuitan @Snowden pada Kamis (28/7).

"Mendemokrasikan informasi sangat penting dan @Wikileaks telah membantu. Namun kebenciannya terhadap kurasi, dalam bentuk sederhana sekalipun, adalah sebuah kesalahan," bunyi twit tersebut.

WikiLeaks yang tidak setuju dengan pendapat itu langsung membalas dengan mengaitkan Snowden dengan Hillary Clinton, bakal calon Presiden dari Partai Demokrat di Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Opportunisme tak akan memberikanmu pengampunan Clinton dan kurasi bukanlah penyensoran aliran duit partai penguasa," bunyi twit balasan @Wikilieaks yang juga menyertakan tautan ke laman Wikipedia tentang Kurasi Digital.


Sebelumnya, WikiLeaks merilis sejumlah fail rekaman audio yang berasal dari email para pejabat Partai Demokrat. Sejumlah rekaman audio yang bocor pada Rabu (27/7), didapat dengan cara meretas server email partai itu.

Bocornya rekaman ini menyusul perilisan 19.000 email oleh WikiLeaks pekan lalu yang mengungkapkan mereka lebih mendukung Hillary Clinton ketimbang Bernie Sanders dalam pertarungan pemilu premier 2016.

Menurut The Washington Post, dalam rilis WikiLeaks itu turut terungkap beberapa informasi pribadi seperti nomor kartu kredit, jaminan sosial dan paspor yang rentan dibajak penjahat siber.


Sementara, cara Snowden membocorkan informasi jauh lebih hati-hati. Dia diketahui bekerja dengan beberapa organisasi dan wartawan, termasuk The Washington Post, untuk mendapatkan informasi rahasia dari Badan Keamanan Nasional AS.

Wartawan yang mendapatkan dokumen rahasia dari sumbernya di pemerintah tidak akan mengungkap semua informasi itu. Mereka menahan informasi yang dianggap sang sumber dapat membahayakan keamanan negara. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER