Jakarta, CNN Indonesia -- Pembocor rahasia dokumen intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden, kembali muncul ke publik dan kali ini ia diwawancarai oleh pembawa acara sekaligus komedian John Oliver dalam program televisi "Last Week with John Oliver" di
HBO.Wawancara dilakukan di sebuah kamar hotel di Moskow, Rusia, pekan lalu. Wawancara yang dibawakan secara setengah serius dan setengah kocak ini membicarakan soal aksi mata-mata yang dilakukan intelijen Amerika Serikat, privasi, keamanan, dan ... foto penis.
Hal paling menggelitik dari wawancara ini adalah ketika Oliver bertanya, apakah badan intelijen Amerika Serikat (AS) dapat melihat foto selfie seorang yang telanjang secara online?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya," Snowden menjawab.
Baca juga:
Cegah Penyadapan, Operator Seluler Indonesia Wajib Cek Keamanan Jaringan
Jika seseorang mengirim gambar penis di email yang melewati jaringan Internet internasional, Snowden mengatakan hal itu bisa dilihat oleh badan intelijen AS.
"Jika Anda memiliki email di tempat seperti Gmail, lalu hosting server di luar negeri atau transfer data ke luar negeri atau kapan saja melintasi luar perbatasan Amerika Serikat, gambar Anda akan berakhir di database."
Ia menambahkan, "Bahkan jika Anda mengirimkannya ke seseorang di Amerika Serikat, komunikasi sepenuhnya domestik antara Anda dan istri Anda, itu dapat pergi ke New York ke London, dan kembali lagi, dan semua terjebak di database."
Oliver menggelar wawancara dengan Snowden untuk membahas tentang sejauh mana program mata-mata digital yang dilakukan National Security Agency (NSA) Amerika Serikat.
Pengaturan jadwal wawancara ini membutuhkan waktu berbulan-bulan. Hanya segelintir jurnalis AS yang melakukan perjalan ke Rusia untuk bertemu Snowden secara pribadi.
Yang menjadi pertanyaan besar kemudian adalah, mengapa Snowden dan penasihatnya mengabulkan permintaan wawancara lama dengan Oliver?
"Alasan kami memilih John Oliver adalah karena jurnalisme," kata seorang sumber yang dekat dengan Snowden.
Seperti diketahui, Snowden yang merupakan mantan karyawan NSA, telah membuka kedok NSA selama bertahun-tehun tentang aksi penyadapan terhadap sejumlah negara beserta pemimpin atau pejabat tinggi negara. Snowden membocorkan dokumen itu kepada media massa pada Juni 2013.
Oliver mungkin bersikeras mengatakan dirinya pelawak, tetapi pemirsa yang biasa menyaksikan programnya telah mengetahui bahwa kadang tindakannya merupakan kegiatan jurnalistik.
Kepada Oliver, Snowden mengungkap kekhawatirannya ketika pertama kali membocorkan dokumen NSA kepada
The Guardian lalu
The Washington Post. Ia khawatir banyak pihak yang tidak memedulikan bahaya aksi penyadapan.
"Saya awalnya takut bahwa ini akan menjadi cerita tiga hari. Semua orang akan melupakannya," katanya kepada Oliver. Tetapi pada kenyataannya apa yang dilakukan Snowden mendapat perhatian publik dan mereka merasa perlu melakukan sesuatu untuk menghindari upaya mata-mata.
Snowden memiliki 1,7 juta dokumen NSA sebelum kabur ke Hong Kong dan membocorkan sekitar 200 ribu di antaranya kepada jurnalis Glenn Greenwald dan Laura Poitras
Snowden tinggal di Rusia sejak ia membocorkan dokumen. Pemerintah setempat melindungi Snowden dari pihak berwenang di AS yang hendak melanjutkan proses hukum karena menilainya telah berkhianat. Lokasi pasti tempat tinggal Snowden dirahasiakan oleh pemerintah setempat.
Baca juga:
Rusia Ingin Rekrut Edward Snowden jadi Mata-mataMenurut Jack Devine, mantan direktur operasional CIA, saat ini Snowden adalah salah satu aset terbesar Rusia karena memiliki dokumen NSA.
Hal serupa disampaikan oleh mantan jenderal agen mata-mata Rusia, KGB, yang sekarang tinggal di AS, Olig Kalugin.
"Saat ini Rusia sangat senang atas hadiah yang diberikan oleh Edward Snowden. Pria itu pasti sedang sibuk melakukan sesuatu. Dia tidak mungkin akan menganggur sepanjang hidupnya," ujar Kalugin.
[Gambas:Youtube] (adt)