Jakarta, CNN Indonesia -- Maskapai penerbangan Garuda Indonesia turut menerapkan pelarangan penggunaan telepon selular Samsung Galaxy Note 7 selama penerbangan.
Langkah kebijakan dari Garuda Indonesia diambil menyusul pelarangan yang juga telah dilakukan oleh Singapore Airlines, serta sejumlah maskapai penerbangan lainnya dari Australia, Abu Dhabi, Amerika Serikat dan Jepang.
"Penumpang yang membawa Galaxy Note 7 harus benar-benar mematikan selulernya, tidak dalam modus airplane sekalipun," ujar Manajer Humas Garuda Indonesia Sheila saat dikonfirmasi, Minggu (11/9).
Menurut Sheila, pelarangan penggunaan Galaxy Note 7 itu merupakan instruksi yang turun langsung dari otoritas penerbangan internasional (FAA).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelarangan ketat pihak maskapai terhadap Galaxy Note 7 diberlakukan setelah produsen mendapati adanya permasalahan dengan baterai produk mereka.
 Garuda Indonesia melarang penggunaan Samsung Galaxy Note 7 selama penerbangan. |
Pekan lalu, produsen telepon pintar asal Korea Selatan ini telah menunda penjualan sekaligus menarik 2.5 juta unit Samsung Galaxy Note 7 dari pasar. Hal itu dilakukan setelah adanya laporan tentang baterai yang terbakar.
Sheila mengatakan penumpang dilarang menyalakan Galaxy Note 7 sejak pengecekan bagasi. "Penumpang juga dilarang mengisi baterai selama berada di pesawat," kata Sheila.
Selain Garuda Indonesia dan Singapore Airlines, dua maskapai dari Negeri Kangguru, Qantas Airlines dan Virgin Australia juga telah mengeluarkan pengumuman serupa.
Begitupun dengan otoritas penerbangan AS dan Jepang yang meminta penumpang yang memiliki Note 7 untuk tetap mematikan telepon genggam mereka setibanya di dalam pesawat.
Tak hanya, Australia, AS, Singapura dan Jepang, perusahaan penerbangan Arab Saudi, Etihad, juga telah mengeluarkan peraturan yang sama.
"Mengikuti penarikan global oleh Samsung untuk produk Samsung Galaxy Note 7, Etihad Airways melakukan tindakan pencegahan untuk melarang penggunaan ataupun pengisian ulang baterai Note 7 di dalam pesawat, hingga Samsung memperbaiki masalah mereka," sebut pernyataan resmi maskapai yang bermarkas di Abu Dhabi ini.