Jakarta, CNN Indonesia -- Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) telah mengungkapkan rencana menabrakan pesawat antariksa nirawak Cassini ke permukaan Saturnus pada 2017.
Pesawat yang bernama lengkap Cassini-Huygens itu diluncurkan ke planet Saturnus sejak 1997. Pesawat robotika ini berada di bawah naungan NASA, ESA, dan badan antariksa Italia, ASI.
Cassini sendiri telah mengobservasi Saturnus sejak 2004. Pihak NASA pun akhirnya menyatakan 'akhir hidup' Cassini yang akan ditabrakan ke planet bercincin itu pada tahun depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan tanpa sebab, terungkap bahwa Cassini mulai kehabisan bahan bakar. Hal itu membuat NASA tidak bisa mengendalikan Cassini dalam waktu yang lama.
Situs
The Register mewartakan, Cassini dipercaya berisiko membawa mikroba terestrial yang bisa merusak ekosistem. Maka, ia harus 'dimatikan' dengan cara ditabrakan ke Saturnus.
Sebelum misinya berakhir, Cassini masih harus mengobservasi cincin Saturnus dari jarak 7.800 kilometer dan menangkap gambarnya.
Cassini selama ini tak hanya mengamati Saturnus, namun juga bulan-bulan miliknya seperti Titan, Enceladus, Tethys, dan Phoebe.
Sekadar diketahui, biaya produksi pesawat nirawak ini berkisar US$ 3,26 miliar atau sama dengan Rp42,8 triliun.
Misi Cassini memang dijadwalkan akan usai pada 2017 mendatang. Nama pesawat ini terinspirasi dari dua ahli astronomi asal Eropa, yakni Giovanni Domenico Cassini dari Italia dan Christiaan Huygens dari Belanda.
(tyo)