Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk meminimalisir rasa kesepian ketika berada di luar angkasa, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bekerjasama dengan Smart Information Flow Technologies (SIFT) dan 8i tengah mengembangkan sebuah perangkat yang bisa mendekatkan Bumi dengan astronot.
Ketiga lembaga ini tengah mengembangkan penelitian mengenai potensi menggunakan
virtual dan
augmented reality untuk memberikan pengalaman bagi astronot yang melakukan misi ke Planet Mars.
Tujuan utama seperti disebut
Engadget, selain untuk mendekatkan astronot dengan keluarga dan kerabat di Mars, juga untuk membuat pusat data yang berisi kemampuan sensorik dan sosial manusia saat tengah menjalankan misi jangka panjang ke luar angkasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uji coba yang dilakukan kemarin di University of Hawaii ini dilakukan untuk mendukung persiapan misi Perjalanan ke Mars pada pertengahan 2030 yang digagas NASA.
Dilaporkan
8i, simulasi yang dilakukan terhadap enam peneliti bertujuan untuk mencari tahu efek jangka panjang bagi astronot saat sedang terisolir. Selain itu juga untuk mengembangkan potensi penggunaan VR sebagai media berkomunikasi.
Penelitian yang diprakarsai oleh perusahaan konsultasi SIFT menggunakan peranti lunak holographic yang dikembangkan oleh 8i.
Teknologi yang dikembangkan secara eksklusif ini akan memunculkan hologram fotorealistik manusia ke dalam pengalaman VR dan AR.
"Studi ilmiah dalam penelitian kesehatan perilaku manusia sangat penting dalam mendukung astronot yang terlibat dalam misi eksplorasi jangka panjang untuk kelanjutan di masa depan," kata peneliti elemen, perilaku kesehatan manusia dari Biomedical Research and Environmental Sciences, Dr Lauren B. Leveton.
Studi simulasi Mars sebenarnya sudah dimulai pada Agustus 2015 di mana subyek diisolasi dalam sebuah simulasi eksplorasi planet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dampak dari
virtual reality untuk memerangi monoton sensorik dan sosial.
SIFT sejauh ini kerap melakukan penelitian dan pengembangkan yang berkaitan dengan kecerdasan buatan (AI) untuk kebutuhan komersil maupun militer yang mencari korelasi antara teknologi dan manusia. Sementara 8i merupakan perusahaan rintisan yang berfokus mengembangkan hologram sebagai medium berkomunikasi dan mengekspresikan perasaan.
(evn)