Jakarta, CNN Indonesia -- Platform analatik dan monitoring media sosial dan digital asal Indonesia, Sonar, segera mengembangkan layanan mereka ke Filipina, baru kemudian bersiap ekspansi ke Singapura, Malaysia dan Australia.
Pihak Sonar mengaku saat ini produknya sudah digunakan oleh beberapa perusahaan untuk memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan pasar secara online. Sehingga memudahkan mereka untuk memformulasikan strategi pemasaran dan menjangkau publik.
Founder dan CEO Sonar, Amien Krisna, mengungkapkan bahwa produknya cukup beruntung karena telah diadopsi cukup awal oleh pemain besar di Indonesia seperti XL Axiata, Heineken (Multibintang Indonesia), dan lainnya ketika memulai platform ini pada tahun 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya memulai sebagai developer di tahun 2002, bekerja untuk situs e-commerce dan games yang mulai bermunculan saat itu. Saya belajar banyak hal dalam waktu yang singkat, bukan hanya hal teknis, namun juga bisnis ‘digital’ yang belum terkenal waktu itu,” ungkap Krisna.
Ia lalu menjelaskan bagaimana karirnya sebagai freelance membantunya membangun agensi perancangan dan pengembangan web yang pada akhirnya mendapatkan exit dengan bergabung dengan perusahaan periklanan digital pada tahun 2012.
“Saya mengumpulkan ilmu yang saya pelajari dari perusahaan-perusahaan tersebut, dan pada akhirnya mengembangkan versi awal platform Sonar pada tahun 2013”, tambahnya.
Menurut Krisna, dengan bantuan Sonar, perusahaan-perusahaan bisa dengan mudah menemukan persepsi internet terhadap mereka, melakukan riset pasar langsung, dan menemukan tren yang sedang hangat dalam masing-masing industri.
Menurut Krisna, jumlah data sosial lokal dan manca-negara yang besar sangat mustahil untuk digarap secara manual.
“Semakin banyak perusahaan yang aktif secara digital membuat indutrinya semakin ‘digital’. Hal ini meningkatkan kebutuhan untuk melakukan monitoring, analisis, dan mengumpulkan informasi penting,” ujar Krisna.
“Bagian yang paling menarik dari Sonar adalah kemampuannya untuk menjelaskan apa yang sedang hangat atau viral dalam sebuah industri. Para marketer bisa memanfaatkan informasi ini untuk menggapai perhatian pasar yang lebih luas dalam dunia digital,” katanya.
Pada awal tahun 2016, Sonar masuk ke dalam program akselerator Indigo milik Telkom Indonesia.
Dalam pasar internasional, Sonar berkompetisi dengan perusahaan seperti Brandtology, Radian6 milik Salesforce, dan Sysomos. Kelebihan Sonar, menurut Krisna, adalah kemampuannya untuk beradaptasi dan memahami pasar lokal dengan lebih cepat dan efisien.
“Kami ingin menjadi ‘orang lokal’ dalam setiap pasar yang kami hadiri,” tambahnya.
Dia menambahkan, “secara lokal, kami percaya bahwa kami merupakan platform yang paling maju, karena berbasis teknologi, memiliki algoritma yang lebih cepat dan akurat, serta siap untuk berkembang. Kebanyakan pemain lokal merupakan bisnis berbasis konsultasi dan prosesnya manual.”
(tyo)