Jakarta, CNN Indonesia -- Jam tangan pintar sejak awal digadang-gadang bakal menjadi perangkat besar yang digandrungi konsumen. Ternyata pamornya kian meredup. Apa alasannya?
Lembaga analisis pasar IDC merilis data yang menunjukkan pengapalan jam tangan pintar turun drastis hingga 51,6 persen dari kuartal tiga 2016 dibanding periode yang sama tahun lalu.
Tercatat Apple menjadi produsen yang paling merasakan anjloknya permintaan pasar dengan penurunan 71,6 persen. Kendati begitu, Apple tergolong masih merajai pasar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perangkat Apple Watch tercatat masih merajai 41,3 persen dari total pangsa pasar dunia. IDC memperkirakan hanya ada 1,1 juta unit Watch yang dikirim ke pasar pada kuartal tiga tahun ini. Sedangkan di periode yang sama tahun lalu masih ada 3,9 juta unit Watch yang dipasarkan.
Bagi Apple Watch yang mendapat sambutan sangat positif saat dirilis pertama kali 18 bulan lalu, temuan ini adalah pukulan telak bagi mereka.
Melihat kompetisi pasar jam tangan pintar, satu-satunya produsen yang mengalami kenaikan penjualan adalah Garmin asal Swiss. Menurut laporan IDC, penjualan mereka melejit 324 persen dibanding tahun lalu. Dengan pencapaian itu, Garmin siap menyaingi Apple Watch dan menempati posisi kedua terbesar di pasar.
Lesunya produk jam tangan pintar dinilai IDC berakar pada sepinya produk baru. Apple dan Pebble baru merilis produk baru pada akhir kuartal ketiga. Sedangkan Google menunda memboyong Android Wear 2.0 ke pasar sampai tahun depan.
Selain itu, motivasi pembelian jam tangan pintar turut menjadi alasan utama mengapa pasar ini kian melesu. Hal ini diungkapkan oleh analis riset senior di IDC Mobile Device Trackers, Jitesh Ubrani.
"Sudah jelas bahwa jam tangan pintar yang ada sekarang tidak untuk semua orang. Tujuan penggunaan yang jelas adalah yang terpenting, sehingga banyak vendor yang beralih fokus ke manfaat kesehatan karena lebih sederhana," kata Ubrani.
Dalam laporan IDC terbaru, tercatat hanya Garmin yang pasokan produknya meningkat ke pasar. Produsen lain seperti Lenovo, Samsung, dan Pebble, terlihat pasokan produk yang mereka kirim merosot pada kuartal ketiga 2016.
Meski demikian, Ubrani melihat produsen
smartwatch perlahan mulai menyadari kesalahannya dan menggeser tujuan penggunaan dari perangkat yang mereka ciptakan.
"Ke depannya, membedakan pengalaman
smartwatch dari
smartphone akan menjadi kunci dan tanda-tanda itu sudah mulai terlihat," tutup Jibrani.
(hnf/tyo)