Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah studi terbaru dari Opera Software menyebut 60 aplikasi belanja daring yang beroperasi via Android ternyata mencuri informasi pribadi melalui sebuah alat pelacak. Dugaan tersebut diperoleh Opera berkat aplikasi modus privasi di aplikasi Opera Max.
"Studi ini kami lakukan dengan menyalakan mode privasi di Opera Max 2.2 yang bisa diunduh di Google Playstore," tulis Peko Wan kepala humas Opera Software Asia, melalui surat elektronik yang diterima
CNNIndonesia.com.Alat pelacak yang terdeteksi merupakan hasil mekanisme pemblokiran aplikasi Opera Max terhadap konten yang tak diinginkan seperti iklan. Pelacak yang menyusup itu mencuri data pribadi seperti nama, alamat surel, lokasi, nomor telepon, dan kata kunci pencarian.
"Hasil ini didapat dari 60 aplikasi belanja terkemuka di sepuluh negara termasuk Brazil, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Rusia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Inggris, dan vietnam," tulis Opera dalam hasil studinya.
Kumpulan data adalah harta karun bagi perusahaan di platform digital, namun dalam studi Opera ini, pelacak tadi ditakutkan dapat menjualnya ke pihak ketiga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 60 aplikasi marketplace tersohor itu, beberapa berasal dari Indonesia. Blibli, Bukalapak, Kaskus Jual Beli, MatahariMall, OLX, Tokopedia, dan Zalora adalah sejumlah marketplace yang ditengarai oleh Opera menyebarkan pelacak terbanyak di wilayah Indonesia.
Menanggapi temuan tersebut, Kaskus membantah melakukan kecurangan seperti yang dialamatkan oleh Opera. Pendiri sekaligus Chief Community Officer Kaskus, Andrew Darwin, menegaskan hal itu dalam rilis resmi.
"Kami menjaga seluruh
privacy termasuk data Kaskuser, khususnya di Kaskus Jual Beli, dan tidak pernah membocorkan data kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan," kata Andrew.
Lebih jauh, kecurigaan adanya pelacak yang tersebar di Kaskus Jual Beli membuat Ronny W. Sugiadha dari Kaskus meragukan keabsahan penelitian Opera.
"Kami berani menjamin bahwa hasil riset yang dikeluarkan Opera tidak benar dan kami siap memberikan keterangan lebih lanjut jika diperlukan guna menghindari kesalahpahaman publik," terang Ronny yang menjabat posisi Chief Marketing Officer di Kaskus.
Argumen penolakan dari situs e-commerce ditanggapi dingin oleh Opera. Menurut mereka tujuan dari penelitian itu semata untuk kesadaran masyarakat terkait isu privasi online bukan seperti yang dipandang oleh perusahaan e-commerce.
Adapun sejumlah situs e-commerce terkenal lainnya yang masuk dalam daftar tertinggi dalam menyebarkan pelacak adalah Amazon, AliExpress, eBay, Best Buy, dan Walmart. Penelitan Opera juga menunjukkan bahwa 96 persen dari sekumpulan apkikasi tadi tidak menggunakan enkripsi penuh untuk melindungi penggunanya.
(tyo)