Apa Kabar Pesawat Lokal Penjelajah Stratosfer yang Hilang?

CNN Indonesia
Rabu, 09 Nov 2016 09:46 WIB
Meski dua kali gagal memenuhi target menyentuh stratosfer di ketinggian 30 km tidak tercapai, tim Menembus Langit justru santai dan fokus dengan misi lanjutan.
Tim Menembus Langit pesawat UAV Ai-X1. (Foto: Dok. Istimewa)
Bandung, CNN Indonesia -- Keberadaan pesawat Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Ai-X1 yang pada 28 Oktober lalu berusaha menjelajahi langit stratosfer hingga kini masih menjadi teka-teki.

Setelah melepaskan diri dari balon udara, pesawat tidak pulang ke lokasi peluncuran. Padahal Ai-X1 adalah pesawat nirawak yang diprogram untuk mendarat otomatis tepat di titik di mana ia diluncurkan. 

Tim Menembus Langit, terutama AeroTerrascan yang bertanggung jawab atas urusan penerbangan Ai-X1 tampak begitu santai dengan keadaan itu. Menurut Direktur Program Menembus Langit, Azhar Pangesti, pencarian oleh tim di Garut telah dilakukan selama dua hari pertama setelah pesawat diketahui mendarat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Namun karena faktor cuaca, mereka menyerahkan pencarian kepada personel Lembaga Antariksa dan Penerbangan (LAPAN) di Garut dan warga di sekitar fasilitas penerbangan Pamengpeuk.

"Sudah biasa kok di sana. Nanti juga bakal ketemu sama warga sekitar Pamengpeuk," ucap Azhar disertai tawa terkait pencarian pesawat.

Dari keterangan Azhar, fungsi GPS Ai-X1 yang lepas landas di hari kedua (29/10) mengalami kegagalan sehingga pesawat mendarat di daerah dengan radius sekitar 500 meter dari lokasi pendaratan yang telah diprogramkan. Namun sekali lagi, Azhar dan timnya mengaku tak terlalu risau status pesawat.

Ada beberapa alasan tim Menembus Langit begitu santai menanggapi kegagalan misi mereka. Kepada CNNIndonesia.com, Azhar menceritakan banyak hal mengenai alasan tersebut.


Paling awal, Azhar menilai secara teknis misi mereka membawa pesawat nirawak terbang di lapisan stratosfer sudah tercapai. Sebab rentang lapisan stratosfer di wilayah khatulistiwa berkisar di antara 12-30 km. Sedangkan di hari kedua lepas landas, Ai-X1 berhasil menggapai ketinggian 19 km.

"Sebenarnya sejak uji terbang pada 27 Agustus kemarin kita sudah sampai ke sana ditambah di lepas landas kedua kita juga sudah sampai di 19 km," kata Azhar.

Sebelumnya pada 28 Oktober pesawat tanpa awak ini ditargetkan berkelana di lapisan stratosfer, dilengkapi balon helium yang berguna untuk mengangkatnya ke udara.

Malang, UAV Ai-X1 ini gagal mencicip lapisan stratosfer Bumi lantaran ada gangguan pada sensor GPS yang menempel di tubuh pesawat di ketinggian 10 kilometer dan 19 kilometer pada peluncuran kedua tepat sehari berikutnya.

Pesawat kecil berbobot 2,7 kilogram ini dirancang untuk menggantikan peran satelit dalam melakukan pemetaan, pencitraan, dan pengukuran tanah. 
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER