Jakarta, CNN Indonesia -- Drone penyebar akses internet milik Facebook, Aquila, mengalami kegagalan struktural saat uji coba penerbangan yang dilakukannya belum lama ini. Kini Aquila sedang dalam tahap investigasi.
Dari penjelasan Facebook, Aquila mengalami kegagalan pada sisi teknis yang terjadi sebelum ia mendarat di permukaan usai uji coba penerbangan.
Saat ini pihak National Transportation Safety Board (NTSB) sedang melakukan investigasi lebih lanjut dan mengatakan bahwa prosesnya kemungkinan akan memakan waktu satu hingga dua bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami masih dalam tahap analisis dari uji coba ini, termasuk kegagalan struktural yang terjadi sebelum pendaratan," ungkap Facebook.
Mengutip portal berita
The Verge, tidak ada korban terluka dari kejadian ini. Namun juru bicara NTSB menuturkan, Aquila mengalami kerusakan secara fisik dan harus diperbaiki jika masih ingin mengudara.
Facebook menolak untuk memberi informasi rinci lebih dalam.
Sebelumnya, Facebook mengatakan bahwa uji coba ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Aquila. Sehingga, gangguan atau kegagalan seperti ini tentu saja dianggap sudah biasa.
Aquila pertama kali diperkenalkan pada Maret 2015. Biasanya uji coba penerbangan bakal menggunakan perangkat yang ukurannya lebih kecil, namun Facebook tetap melakukannya sebagaimana ukuran Aquila yang sebenarnya.
Pesawat nirawak memang besar, lebar sayapnya setara pesawar Boeing 737 yakni 42 meter dengan bobot 400 kilogram.
Aquila diklaim mampu terbang selama 90 hari dan bakal mengangkasa di ketinggian 20 sampai 30 kilo meter sehingga tidak mengganggu pesawat komersial, dan diklaim tidak terpengaruh cuaca.
Aquila memiliki tujuan mulia yaitu menyebarkan internet kepada 4 miliar orang di seluruh dunia yang belum mendapatkan koneksi.
Terkait drone Facebook, baru-baru ini di sela-sela Konferensi Tingkat Tingkat Tinggi Kerja Sama Asia-Pasifik (APEC) di Lima, Peru, Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan pertemuan dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg.
Hasil pertemuan dengan miliuner muda itu lebih untuk menawarkan program konektivitas jaringan internet untuk daerah terpencil di Indonesia.
"Kebetulan dalam pertemuan tadi Mark mencontohkan Indonesia dalam konektivitas dengan menggunakan drone," katanya seusai pertemuan dengan bos Facebook itu, yang diikuti sejumlah pemimpin ekonomi APEC.
Pemerintah pun, menurut Kalla, bisa membantu memfasilitasi program yang akan dikembangkan oleh Facebook tersebut.
Selain mempermudah hubungan antardaerah terpencil dan antar-kawasan, program yang ditawarkan Facebook tersebut bisa membantu peningkatan usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM).
(tyo)