
'Dua Otak' di Balik Beredarnya Berita Hoax
Bintoro Agung Sugiharto, CNN Indonesia | Kamis, 01/12/2016 16:30 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Penyebaran berita dan informasi hoax melalui media sosial yang semakin masif beberapa waktu terakhir bukan tanpa sebab. Septiaji Eko Nugroho dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia menemukan setidaknya dua laman internet yang mereguk keuntungan lewat menyebarkan informasi palsu ke tengah masyarakat.
"Kemarin ada yang hitung analisisnya satu tahun bisa meraup keuntungan sampai sekitar Rp600-700 juta," ucap Septiaji yang ditemui di Jakarta, Kamis (1/12).
Adapun kedua situs yang berhasil diidentifikasi oleh Septiaji dan komunitasnya yang menikmati profit dari berita palsu berasal dari Sumatera dan dikelola oleh mahasiswa.
Meski sebelumnya kedua laman tersebut tak banyak dikenal, namun kemudian mampu menjaring trafik pengunjung yang lumayan besar.
"Saya sebut nama saja yaitu Posmetro dan Nusanews. Itu yang ngelola siapa? Anak kuliah di Sumatera sana. Tapi yang lain masih banyak sekali," tutur pria yang menginisiasi Masyarakat Anti Hoax tersebut.
Dari keterangannya, jumlah profit yang ia sebut tadi baru berasal dari satu situs. Sedangkan jumlah situs yang kerap menyebarkan informasi palsu menurutnya sangat banyak sehingga perputaran uang yang terjadi dari "bisnis" berita palsu cukup besar.
Untuk melawan penyebaran konten tersebut, Septiaji dan kelompoknya akan mencoba memutus sumber pendapatan situs berita bohong dengan menutup AdSense mereka. Ia meyakini dengan cara itu, motif ekonomi yang melandasi tindakan mereka jadi hilang.
"Situs-situs itu sumber pendapatannya harus ditutup segera," tambahnya.
Namun upaya pemberantasan berita palsu diakui oleh Septiaji masih penuh kendala. Selain soal literasi, pertumbuhan sumber-sumber penyebar kebohongan berlipat ganda lebih cepat ketimbang mereka yang berniat menghentikannya. (evn)
"Kemarin ada yang hitung analisisnya satu tahun bisa meraup keuntungan sampai sekitar Rp600-700 juta," ucap Septiaji yang ditemui di Jakarta, Kamis (1/12).
Adapun kedua situs yang berhasil diidentifikasi oleh Septiaji dan komunitasnya yang menikmati profit dari berita palsu berasal dari Sumatera dan dikelola oleh mahasiswa.
Meski sebelumnya kedua laman tersebut tak banyak dikenal, namun kemudian mampu menjaring trafik pengunjung yang lumayan besar.
"Saya sebut nama saja yaitu Posmetro dan Nusanews. Itu yang ngelola siapa? Anak kuliah di Sumatera sana. Tapi yang lain masih banyak sekali," tutur pria yang menginisiasi Masyarakat Anti Hoax tersebut.
Dari keterangannya, jumlah profit yang ia sebut tadi baru berasal dari satu situs. Sedangkan jumlah situs yang kerap menyebarkan informasi palsu menurutnya sangat banyak sehingga perputaran uang yang terjadi dari "bisnis" berita palsu cukup besar.
Untuk melawan penyebaran konten tersebut, Septiaji dan kelompoknya akan mencoba memutus sumber pendapatan situs berita bohong dengan menutup AdSense mereka. Ia meyakini dengan cara itu, motif ekonomi yang melandasi tindakan mereka jadi hilang.
"Situs-situs itu sumber pendapatannya harus ditutup segera," tambahnya.
Namun upaya pemberantasan berita palsu diakui oleh Septiaji masih penuh kendala. Selain soal literasi, pertumbuhan sumber-sumber penyebar kebohongan berlipat ganda lebih cepat ketimbang mereka yang berniat menghentikannya. (evn)
ARTIKEL TERKAIT
BACA JUGA

Ma'ruf Amin Maafkan Jafar Shodiq yang Sebut Dirinya Babi
Nasional • 04 December 2019 20:11
Vicky Prasetyo Tersangka UU ITE Kasus Gerebek Angel Lelga
Nasional • 04 December 2019 14:54
Merasa Terancam Dibunuh, Abu Janda Polisikan Ustaz Maher
Nasional • 29 November 2019 17:37
Kasus Ade Armando Digarap Krimsus, Polisi Akan Periksa Fahira
Nasional • 04 November 2019 19:30
TERPOPULER

Bos Importir Joe Surya Diduga Dalam Pesawat Pengangkut Harley
Teknologi • 5 jam yang lalu
Menkominfo Buka Suara soal Pencopotan Dirut TVRI Helmy Yahya
Teknologi 7 jam yang lalu
Netizen Riuh Karena Kak Seto 'Bangga' Nilai Matematika Cuma 4
Teknologi 6 jam yang lalu