NASA Siapkan Igloo Untuk Hunian Astronaut di Mars

Ervina Anggraini | CNN Indonesia
Rabu, 04 Jan 2017 11:24 WIB
Suhu ekstrim di Planet Merah memicu peneliti Mars mengembangkan konsep rumah yang terbuat dari es.
Konsep hunian di Mars yang disiapkan NASA. (Foto: NASA/Clouds AO/SEArch)
Jakarta, CNN Indonesia -- NASA merilis konsep hunian untuk astronaut saat sedang menjalankan misi Apollo ke Mars. Suhu ekstrim di Planet Merah dan lapisan atmosfer yang berpotensi memicu peningkatan radiasi menjadi salah satu alasan di balik pengembangan tempat hunian yang aman bagi astronaut.

Tim peneliti NASA kemudian memutuskan untuk memilih es sebagai bahan yang tepat untuk dijadikan rumah. Es dianggap sebagai bahan baku berteknologi rendah dengan kandungan hidrogen tinggi yang baik untuk melindungi astronaut dari radiasi kosmik berbahaya.

Sinar kosmik merupakan salah satu risiko terbesar bagi astronaut yang menghabiskan waktu lama di Mars. Radiasi tinggi bisa menembus permukaan kulit, merusak sel-sel atau DNA dan menjadi risiko tinggi pemicu kanker dalam jangka panjang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam situs NASA, tim peneliti mengatakan baru-baru ini menemukan adanya cadangan es beku berukuran besar yang berada di bawah permukaan Mars. Hal itulah yang menjadi pertimbangan utama tim peneliti untuk mengembangkan konsep rumah masa depan bagi warga Mars.

"Kami berupaya melakukan identifikasi kebutuhan, tujuan, dan kendala dengan cepat hingga akhirnya memunculkan ide dan berkumpul untuk mendiskusikan desain rumah yang mampu menjadi solusi untuk meredam suara," kata Kevin Vipavetz, fasilitator sesi desain di NASA Langley Research Center.

Konsepnya rumah yang mengusung nama "Rumah Es Mars" ini sebenarnya hampir serupa dengan igloo, hunian untuk orang yang mendiami Kutub Utara.

Rumah Es Mars mengingatkan kita pada ban dalam mobil yang didalamnya berisi air es. Selain strukturnya yang ringan dan mudah diangkut sehingga bisa diisi air sebelum ada pendaratan di permukaan Mars.


Tim akan berupaya memaksimalkan ketebalan es untuk mengurangi paparan radiasi dan adanya pancaran cahaya yang menembus permukaan es. Bukan hanya itu, kandungan air yang tersimpan dalam rumah 'igloo' ini berpotensi untuk dikonversi menjadi bahan bakar roket.

"Bahan es yang dipilih harus bisa tahan digunakan selama bertahun-tahun di permukaan Mars yang keras, termasuk dari paparan radiasi ultraviolet, radiasi partikel, dan beberapa atom seperti oksigen, perklorat, serta badai debu ganas,: ungkap Sheila Ann Thibeault, tim peneliti Langley.

Selain mengidentifikasi material potensial, tim peneliti juga menyebut pasokan air yang bisa diekstrak menjadi hambatan utama. Untuk itu tim peneliti merasa perlu mengembangkan sistem yang mampu mengekstraksi sumber daya di Mars.

Persiapan yang dilakukan tim peneliti tak lain untuk mencapai target membuat koloni di Mars pada tahun 2020. (evn)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER