Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi unjuk rasa yang dilakukan ratusan pengemudi GrabBike di depan markas Grab Indonesia, Kuningan, Jakarta, berintikan empat tuntutan. Kenaikan tarif menjadi permintaan nomor satu para demonstran kali ini.
"Kita ingin tarif naik jadi Rp 2.500 dari yang sekarang Rp1500," ujar juru bicara demonstran Jobing kepada
CNNIndonesia.com di depan Plaza Lippo Kuningan tempat Grab Indonesia bermarkas, Kamis (5/1).
Menurut Jobing (33) tarif yang diberlakukan oleh manajemen Grab terlalu kecil sehingga merugikan mereka. Dengan kenaikan tarif, para demostran ingin pendapatannya juga meningkat.
 Foto: CNN Indonesia/Bintoro Agung |
Pencabutan hukuman terhadap sesama pengemudi merupakan permintaan berikutnya dari demonstran. Jobing mengklaim ada 200 mitra pengemudi yang diberhentikan tanpa keterangan yang jelas dari manajemen Grab Indonesia. Namun menurut Grab, hanya 197 yang diberhentikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jobing rekannya yang di-nonaktifkan tadi disebabkan oleh aksi mogok mereka pada 16 Desember 2016 lalu.
 Tuntutan para mitra pengemudi GrabBike (Foto: CNN Indonesia/Laudy Gracivia) |
"Kami meminta teman-teman pengemudi yang mogok 16 Desember sebanyak 200 orang diaktifkan kembali," imbuh Jobing.
Dua poin tuntutan demonstran berikutnya adalah transparansi dan kejelasan status kemitraan. Transparansi lebih kepada proses pemberian bonus yang sistemnya mereka anggap tak terbuka. Sedangkan soal kejelasan kemitraan terkait pembuatan kebijakan Grab yang tak pernah memperhitungkan pendapat mereka sebagai mitra yang setara.
Di tempat yang sama, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramdibrata, menemui pengunjuk rasa. Kedatangannya ditemani oleh Kapolres Jakarta Selatan Iwan Kurniawan.
Pada kesempatan itu Ridzki tak menampik tuntutan pengemudi Grab terutama soal tarif. Ridzki bahkan ingin mengangkat tarif Grab secepatnya.
"Sebagai perusahaan yang mencari untung, secara alami kita juga ingin meningkatkan pendapatan," kata Ridzki.
Namun ia mengaku punya pertimbangan lain seperti daya beli konsumen, persaingan harga dengan kompetitor, dan potensi penurunan pendapatan para pengemudi sendiri. Sebab, lanjut Ridzki, saat tarif asal dinaikkan kemungkinan yang terjadi justru konsumen akan lari ke kompetitor seperti Gojek dan Uber.
Menanggapi respon Ridzki tersebut, Jobing mengaku tidak puas.
"Permintaan belum dikabulkan. Pernyataan manajemen masih menggantung padahal sudah empat kali ada pertemuan," sambung Jobing.
Aksi demonstrasi ini diikuti sekitar 700 orang peserta. Semuanya merupakan pengemudi GrabBike yang beroperasi di area Jabodetabek. Aksi hari ini adalah bentuk kekecewaan mereka terhadap hasil diskusi dengan manajemen Grab yang mereka anggap tak menghasilkan solusi konkret.
(tyo)