Jakarta, CNN Indonesia -- Grab Indonesia meluncurkan produk layanan baru bernama GrabHitch , sebuah fitur yang memungkinkan pengemudi memberikan tumpangan. Langkah tersebut diambil oleh Grab Indonesia menyusul jumlah komuter di Jakarta yang begitu besar.
"Ada 1,4 juta komuter di Jakarta dan 500 ribu di antaranya menggunakan motor lalu kenapa tidak difasilitasi saja kami pikir," ujar Ridzki Karmadibrata, Direktur Pelaksana Grab Indonesia dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (19/10).
GrabHitch sekilas seperti layanan GrabBike yang telah lama ada. Sama-sama berbasis kendaraan roda dua, GrabHitch berbeda karena khusus menyasar segmen penduduk
suburban yang komuter tiap hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Efisiensi perjalanan jarak jauh menjadi tujuan utama dari layanan GrabHitch ini. Grab mengklaim ongkos yang mesti dikeluarkan komuter jauh lebih murah ketimbang layanan lain seperti GrabBike.
Adapun biaya yang dikenakan layanan baru ini mulai dari Rp1.000 per kilometer untuk jarak lebih dari 15 km dan dapat lebih murah bila jarak yang ditempuh lebih dekat.
Aspek lain yang membedakan GrabHitch dengan GrabBike adalah sistem pemesanan. Layanan seperti GrabBike bekerja saat munculnya permintaan dari penumpang.
Sebaliknya layanan nebeng ala Grab hanya akan terjadi bila pengemudi menawarkan tumpangan melalui aplikasi Grab.
"Sistem operasinya terbalik dengan GrabBike," Ridzki menambahkan.
Aspek pengemudi
Munculnya layanan nebeng oleh Grab ini turut menimbulkan pertanyaan mengenai kapabilitas pengemudi yang notabene adalah pengguna jasa Grab sendiri.
Namun Grab menampik hal itu dengan alasan bahwa mereka telah melakukan seleksi ketat seperti halnya yang mereka lakukan ke mitra pengemudi GrabBike.
"Kita juga lakukan screening dengan prosedur seperti di layanan lain seperti sistem rating oleh penumpang," terang Mediko Azwar, Direktur Pemasaran Grab Indonesia di tempat yang sama.
Mereka juga membikin komunitas GrabHitch di lewat Facebook sebagai alat verifikasi tambahan yang bisa dilakukan sendiri oleh calon penumpang soal informasi pengemudi yang akan ditebengi.
Perbedaan yang jelas dengan GrabBike juga terlihat dari bagaimana proses pendaftaran sebagai pengemudi GrabHitch. Untuk menjadi pengemudi GrabHitch, pengguna hanya perlu melalui proses seleksi online.
Mereka hanya perlu mengunggah foto KTP, SIM, dan foto mereka sambil memegang KTP sebagai bukti identitas ke aplikasi Grab.
Selain itu mereka juga diharuskan memasukkan informasi mengenai kendaraan yang akan mereka gunakan. Berikutnya, sistem Grab akan melakukan verifikasi identitas selama 2-3 hari.
Satu hal lain adalah pengemudi GrabHitch tidak mengenakan jaket khusus yang wajib dikenakan oleh pengemudi GrabBike.
Layanan
nebeng seperti ini bukan yang pertama bagi Grab. Sebelumnya mereka telah menjajakan layanan serupa di Singapura. Namun, di negara itu GrabHitch menggunakan kendaraan roda empat.
Di Indonesia, Grab mengincar sejumlah besar pengguna motor yang ada di sekeliling Jakarta yang mencapai 56,83 persen dari total 1,4 juta komuter.
(tyo)