Jakarta, CNN Indonesia -- Debu yang menjengkelkan biasanya bisa langsung dibasmi menggunakan sapu atau
vacuum cleaner. Namun, hal itu hanya berlaku di Bumi. Perilaku debu di luar angkasa tentu lain cerita.
Perbedaan masalah debu yang ada di Bumi dengan di luar angkasa adalah terletak pada gravitasi. Di Bumi, debu pasti jatuh dan terkumpul di satu permukaan sehingga mudah dibersihkan.
Sementara di luar angkasa, dalam hal ini di Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) sebagai tempat berhuni awak astronaut, debu akan ikut terombang-ambing karena lingkungan mikrogravitasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Debu pun bisa menjadi halangan bagi astronaut di ISS. Pihak NASA mengatakan, debu yang mengambang ini bisa menyebabkan iritasi mata dan saluran pernapasan.
Meski selama ini mereka telah memasang penyaring udara di dalam wahana, masalah debu ini masih merepotkan.
Hal ini membuat ilmuwan NASA Dr. Marit Meyer tergerak untuk mengadakan eksperimen dengan partikel debu di wahana antariksa. Eksperimen ini melibatkan dua perangkat penyaring debu.
Eksperimen ini menggunakan tabung kecil pengumpul sampel udara yang diletakkan di dinding ruangan dekat para astronaut berkegiatan. Di dalam tabung ini tersimpan sebuah keping kecil yang menjerat partikel udara.
 Tabung kecil pengumpul sampel udara yang diletakkan di dinding ruangan dekat para astronaut berkegiatan di mikrogravitasi. Di dalam tabung ini tersimpan sebuah keping kecil yang menjerat partikel udara. (Dok. NASA) |
"Selama enam jam alat ini mengumpulkan partikel berukuran nanometer, yang diambil dari tempat para astronaut berlatih dan bekerja," jelas Meyer.
NASA mengindikasikan, debu dan partikel sejenis berasal dari dalam ISS ketika kendaraan kargo masuk memberikan pasokan ke awak astronaut dan terjadilah pertukaran udara.
"Mengumpulkan data ini akan membantu kami memantau lingkungan astronaut di stasiun agar lebih sehat dalam misi yang berjangka panjang," kata Meyer seperti yang dilaporkan pada laman resmi NASA.