Jakarta, CNN Indonesia -- Lyft berhasil mengungguli jumlah unduh aplikasi Uber di iOS untuk pertama kalinya. Aksi #DeleteUber beberapa hari lalu ditengarai jadi alasan utama Uber kalah dari rival utamanya di Amerika Serikat.
Dari laporan App Annie yang dihimpun
The Verge, posisi Uber sebagai aplikasi transportasi terlaris di AS tersalip per Minggu 29 Januari. Saat itu gelombang protes massa penentang kebijakan Trump tengah membesar hingga akhirnya Uber mengeluarkan pernyataan kontroversial.
Berdasarkan laporan
Techcrunch, pada Sabtu (29/1), Lyft masih berenger di posisi 39 di daftar aplikasi gratis Apple di wilayah AS. Namun sehari berikutnya posisi mereka melesat cepat ke peringkat 7.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Lyft sementara belum mau memberi tanggapan terkait temuan ini.
Uber kala itu mengumumkan tarif dinamis yang tak aktif untuk mempermudah penumpang yang terlantar di bandara bisa terangkut. Sontak keputusan itu dikecam oleh para pemrotes.
Mereka menilai Uber mencoba mengeruk keuntungan di tengah kesusahan warga yang terdampak kebijakan anti-imigran milik Trump. Sejak itu penentang Trump ramai-ramai menghapus aplikasi Uber dan menghapus permanen akun mereka.
Lyft juga diketahui menempatkan dirinya sebagai tumpangan alternatif yang lebih ramah dan cair kepada penumpang ketimbang layanan Uber. Metode tersebut sepertinya mulai berhasil.
Namun secara pangsa pasar, Lyft masih tertinggal jauh dari Uber yang hanya memegang 20 persen pasar ride sharing.
Di waktu bersamaan, untuk membalas aksi protes #DeleteUber, pendukung Trump ganti membuat kampanye #DeleteLyft. Aksi tandingan itu mereka lakukan setelah Lyft ikut menentang kebijakan anti-imigran Trump, walaupun gaungnya tak sebesar #DeleteUber.
"Kami menentang dengan tegas tindakan ini dan tak akan berdiam diri terhadap isu yang mengancam nilai-nilai masyarakat kita," tulis pendiri Lyft John Zimmer dan Logan Green dalam pernyataan resminya.
(evn)