Jakarta, CNN Indonesia -- Berbeda dengan layanan streaming film asing, Mox hanya fokus menyediakan koleksi film-film lokal.
Pendiri sekaligus chief strategis Mox, Rafli Ridwan mengklaim pihaknya sebagai penyedia layanan streaming film lokal terbesar, mengalahkan Iflix misalnya, yang disebut hanya memuat puluhan film dalam negeri.
Lebih lanjut Rafli menyebut strategi yang ditempuh Mox berbeda dengan kompetitornya yang menyediakan semua genre film lokal dan asing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita mau membawa film Indonesia ke daerah yang tidak terjangkau bioskop," kata Rafli saat ditemui di Jakarta, Jumat (3/2).
Untuk mencapai targetnya itu, Mox Digital Indonesia menggandeng XL Axiata menerbitkan kartu SIM khusus untuk streaming film Indonesia. Kartu SIM khusus ini diklaim bisa dipakai streaming film selama sebulan tanpa kuota.
Terobosan ini terbilang baru di pasar streaming video Indonesia saat ini.
Manuver Mox bersama XL disebut Rafli didorong oleh rendahnya pelanggan Mox yang menonton lewat aplikasi mobile. Ia menuturkan dari sekitar 1,3 juta pelanggan per Januari 2017, hanya 10 persen yang menonton via aplikasi.
Di tempat yang sama, Chief Digital Service Officer XL Joseph Lumban Gaol mengatakan pemilik perdana Mox Play bisa menikmati layanan tiap bulan dengan harga Rp50ribu.
"Mox Play sudah bundle dengan data untuk nonton liputan selama sebulan, jadi ga perlu mikirin data lagi," ujar Joseph.
Mox yang beroperasi sejak Desember 2015 mengklaim sudah menggaet 1,3 juta pelanggan hingga saat ini. Fokus pada konten film lokal saja, Mox mengaku lebih laku di wilayah di luar kota-kota besar dengan perbandingan 60:40.
Ditanya ada kemungkinan memperluas kerja sama dengan operator seluler lain di masa depan, Rafli tidak menampiknya. Hanya saja menurutnya tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
"Kita sudah komitmen dengan XL. Kita ga akan kerja sama dengan operator lain tahun ini," tutup Rafli.
(evn)