Utamakan Kualitas, XL Tak Lagi Bersaing di Harga

Aditya Panji | CNN Indonesia
Jumat, 03 Jul 2015 14:52 WIB
Masa "perang harga" dalam industri telekomunikasi dinilai CEO XL Axiata Dian Siswarini sudah lewat dan kini industri menuju ke arah yang lebih matang.
Presiden Direktur sekaligus CEO PT XL Axiata, Dian Siswarini. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Direktur sekaligus CEO PT XL Axiata Dian Siswarini mengatakan perusahaannya kini tak akan lagi berkompetisi dengan menawarkan harga murah. Perusahaan akan fokus mengincar pelanggan yang berkualitas.

Masa "perang harga" dalam industri telekomunikasi dinilai Dian sudah lewat dan kini industri menuju ke arah yang lebih matang. Tren pun menunjukkan layanan telekomunikasi telah menjadi kebutuhan premier dan konsumen mulai mencari layanan prima.

"Kita akan jaga kualitas dan layanan. Kita akan kasih kemudahan bagi pelanggan yang mau beli paket Internet atau ganti paket," ujar Dian dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (2/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merek XL akan diposisikan untuk menjaring pelanggan segmen menengah ke atas, sementara merek Axis diperuntukkan di segmen menengah ke bawah atau pelanggan yang mengincar tarif rendah.

Baca juga: Bos XL Ungkap Ketertarikan Akuisisi Saham Link Net

Definisi pelanggan berkualitas menurut Dian adalah konsumen yang melakukan isi ulang pulsa, melakukan panggilan telepon, SMS, serta mengakses Internet. XL kini juga tak mau terlalu memikirkan jumlah pelanggan.

"Kalau mau tingkatkan jumlah pelanggan bisa saja kita guyur kartu perdana. Perpanjang masa aktif. Tapi bukan itu yang kita cari sekarang. Kami harus tingkatkan pendapatan," tutur Dian.

XL menderita rugi yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk (rugi bersih) sebesar Rp 758,07 miliar pada kuartal I 2015. Padahal, sebelumnya meraih laba Rp 378,98 miliar pada kuartal I 2014.

Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan XL turun tipis menjadi Rp 5,48 triliun dari pendapatan periode tahun sebelumnya senilai Rp 5,51 triliun. Sayangnya, hal itu ditambah dengan naiknya beban perseroan menjadi Rp 6,35 triliun, dibandingkan beban tahun sebelumnya Rp 4,42 triliun.

Perusahaan operator seluler, menurut Dian, perlu mengantisipasi peralihan bisnis menuju jaringan tetap, konten, dan televisi berbayar. Oleh karena itu Dian menyatakan ketertarikan XL mengakuisisi sebagian saham PT Link Net Tbk yang akan dilepas oleh PT First Media Tbk.

XL tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan mitra lokal dan asing, termasuk juga dengan Indosat yang ikut dalam perburuan sebagian saham Link Net.

Link Net dinilai memiliki keunggulan dari sisi basis pelanggan yang sudah matang untuk jaringan serat optik ke rumah tangga atau Fiber To The Home (FTTH).

Terkait banderol saham Link Net yang menembus angka US$ 500 juta, Dian menilai valuasi itu tidak realistis karena mencapai 12x nilai earning before interest, tax, depreciation, and amortization (EBITDA) dari emiten berkode LINK itu.

Pesaing lain yang disebut tertarik mengakuisisi saham Link Net adalah Grup MNC melalui PT Global Mediacom Tbk. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER