Sektor Perbankan Masih Jadi Sasaran Serangan Siber

Bintoro Agung Sugiharto | CNN Indonesia
Kamis, 09 Feb 2017 15:20 WIB
Sepanjang tahun 2016 F5 mencatat serangan siber masih menyerang titik-titik uang berkumpul, seperti sektor perbankan dengan skala kecil hingga besar.
Country Manager F5 Networks Fetra Syahbana (Foto: CNN Indonesia/Bintoro Agung)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tren serangan siber masih berkutat di sektor perbankan di sepanjang 2016 lalu. Pola serangan berpusat di titik-titik uang berkumpul.

Country Manager F5 Networks Fetra Syahbana menyebut serangan yang terjadi ke sektor perbankan tidak kenal skala.

"Perbankan besar, medium, atau kecil juga kena serangan," ujar Fetra yang ditemui di Jakarta, Kamis (9/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Indonesia sendiri, bahkan serangan siber jenis itu tak kenal pandang bulu. Lembaga seperti Bank Perkreditan Rakyat pun kena serangan pencuri siber.


Menurut Fetra ada jenis serangan seperti distributed denial of service (DDoS) membayangi celah keamanan, tak hanya perbankan, tapi juga seluruh perusahaan.

Sederhananya, DDoS adalah jenis serangan siber di aplikasi layar ke-7 yang menginterupsi server yang sudah sibuk dengan membanjiri permintaan palsu. Ketika sebuah server berhasil diputus koneksinya dengan internet, dan pengguna tak bisa mengakses layanan aplikasi terkait, di saat itulah serangan DDoS berlanjut.

Serangan DDoS sempat menggemparkan pesisir timur Amerika Serikat yang berhasil memadamkan seluruh jaringan internet selama dua jam disusul beberapa serangan lanjutan. Situs seperti Reddit, Spotify, The New York Times, dan Wired sempat ikut menjadi sasaran serangan DDoS.


F5 mencatat ada peningkatan perlindungan dari serangan DDoS tumbuh 21 persen tahun lalu.

Namun Fetra mengkritik sistem keamanan yang dipakai perusahaan atau lembaga untuk aplikasinya tak jarang 'nanggung' dan terbatas di perimeter saja.

"Kebanyakan hanya perimeter jaringan saja, tapi aplikasi belum disentuh, yang di dalam belum dilindungi," pungkas Fetra. (evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER