Data Pengguna Bocor, Pengguna Yahoo Ganti Password

Aditya Panji | CNN Indonesia
Senin, 26 Sep 2016 12:33 WIB
Ribuan pengguna mengekspresikan kemarahan mereka begitu tahu Yahoo menyembunyikan kabar dua tahun peretasan akun pengguna.
Ilustrasi. (REUTERS/Albert Gea)
Jakarta, CNN Indonesia -- Para pengguna Yahoo dilaporkan bergegas mengubah kode sandi (password) bahkan menutup akun setelah perusahaan itu melaporkan ada 500 juta akun yang telah dicuri oleh peretas yang disponsori negara pada 2014 lalu.

Kantor berita Reuters melaporkan, ribuan pengguna mengekspresikan kemarahan mereka begitu tahu Yahoo menyembunyikan kabar dua tahun peretasan akun pengguna.

Beberapa pengguna yang kecewa langsung menutup akun mereka. Seorang pengguna bernama Rachel (33 tahun), berkata kepada Reuters bahwa ia akan mematikan akun Yahoo yang telah dibuka sejak 1999.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari insiden ini, pengguna lain juga mengubah informasi akun email lain yang memakai password serupa dengan email Yahoo.

Bahkan, ada pengguna yang mengaku juga mengubah password pada akun bank atau e-commerce ritel lain untuk menghindari hal yang tak dikehendaki.

“Saya kira peretas bisa membuat hubungan antara Yahoo dan Gmail,” kata Scott Braun (47 tahun), seorang pengguna email Yahoo yang mendaftarkan akun Yahoo-nya di toko online Etsy.


Keprihatinan atas kasus peretasan besar yang menimpa Yahoo juga bergema di kalangan politikus di Washington, Amerika Serikat, mengingat klaim Yahoo bahwa peretasan ini disponsori oleh sebuah pemerintahan di suatu negara.

“Pelanggaran di Yahoo sangat serius dan sangat besar,” kata Senator Demokrat, Mark Warner, seperti dikutip Reuters.

Dari pihak Yahoo sendiri, mendesak pengguna untuk mengubah informasi password dan pertanyaan keamanan.


Kejujuran Yahoo mengungkap peretasan massal yang telah dialaminya, dikhawatirkan akan memengaruhi kesepakatan penjualan unit bisnis inti Yahoo kepada Verizon senilai US$4,8 miliar atau setara Rp6,2 triliun

Para investor khawatir Verizon akan meminta penyesuaian harga, atau buruknya membatalkan kesepakatan akibat isu peretasan data.

Peretas disinyalir mencuri data-data nama, alamat email, nomor telepon, tanggal lahir, dan alamat surel lain yang tersimpan sebagai alamat email recovery.

Data-data penting lain terkait password, kartu kredit, dan informasi rekening bank, tampaknya tidak ikut dicuri oleh peretas. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER