Ahli Keamanan IT: Tidak Ada Indikasi Situs KPU Diretas

CNN Indonesia
Jumat, 17 Feb 2017 09:42 WIB
Sangat wajar bagi setiap situs di internet bisa menjadi korban usaha peretasan, apalagi situs KPU yang tentu menjadi situs paling populer di masa pilkada.
Ilustrasi kotak suara (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Memasuki masa penghitungan suara Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 membuat pasokan berita hoax seolah menemui 'tema' baru. Seperti belakangan terjadi, melalui pesan berantai situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) dikabarkan diretas.

Apalagi belakangan muncul pemberitaan pernyataan dari salah satu komisioner KPU Hadar Gumay yang mengakui bahwa situs mereka diserang kelompok peretas.

Namun sayangnya, berita ini malah menjadi bola liar yang menyebut seolah-olah situs KPU ‘berhasil’ dibobol oleh peretas. Padahal yang terjadi ada usaha penyerangan, namun tidak berhasil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Adalah sangat wajar bagi setiap situs di internet bisa menjadi korban usaha peretasan, apalagi situs Komisi Pemilihan Umum / KPU yang tentu menjadi situs paling populer di masa pilkada, tentunya banyak orang yang ingin mengakses informasi situs ini, termasuk peretas yang ingin mengubah tampilan situs,” kata Alfons Tanujaya, ahli keamanan dari Vaksincom, kepada CNNIndonesia.com.

Kendati demikian, Vaksincom memantau bahwa situs KPU masih berjalan dengan normal dan tidak ada indikasi peretasan.

Sialnya, di linimasa ternyata berbeda dengan kenyataan dimana bermunculan postingan yang mencurigai adanya isu webite KPU di hack karena suara salah satu paslon melonjak.

“Sebenarnya banyak data yang tidak akurat dari pembuat Hoax ini dan banyak netizen rupanya sudah cukup teliti dan mengkritisi usaha pembohongan yang dilakukan oleh pembut posting ini,” kata Alfons.

Selain menggunakan posting dengan gambar, pembuat Hoax juga cukup kreatif dan juga membuat video bagaimana hacking di server KPU terjadi.
Ahli Keamanan IT: Tidak Ada Indikasi Situs KPU DiretasFoto: Vaksincom

Di postingan itu, seakan-akan situs KPU ini dengan mudah bisa diretas. Bagi orang awam komputer, video tersebut akan terlihat sangat meyakinkan seakan-akan data di server KPU telah berhasil diubah.

“Namun bagi praktisi yang mengerti IT, hal tersebut menjadi tertawaan seperti pada komentar yang dituliskan oleh pengguna Facebook lain karena perubahan data dilakukan “hanya” pada komputer lokal (client side) yang memang mudah saja diubah dengan perintah “inspect element” pada peramban, tidak beda dengan mengedit ketikan di MS Word,” tegas Alfons.

Seharusnya video hacking kalau memang benar dilakukan oleh anonymous seperti yang diklaim pemilik akun Facebook tersebut adalah bagaimana cara mengambil alih / merubah data di server database KPU dan bukan mengubah data di komputernya sendiri dengan “inspect element”.
 
Sebelumnya juga, Harry Sufehmi, salah satu konsultan IT KPU dari Pusat Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Pusilkom) UI, membantah fitnah yang menyebut situs KPU dijebol oleh hacker China, sehingga suara ahok menjadi naik.

“Faktanya adalah yang sah secara hukum adalah perhitungan (rekapitulasi suara) manual. Website KPU hanya sarana untuk menampilkan informasi. Bukan alat hitung suara yang sah secara hukum,” jelasnya, kepada CNNIndonesia.com.

Dia menambahkan sejauh ini sama sekali tidak ada indikasi hacking oleh hacker China, yang ditampilkan di posting pesan berantai sejauh ini justru IP address di Amerika, dan cuma tampilan tanpa makna, bukan bukti hacking.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER