Jakarta, CNN Indonesia -- SpaceX akhirnya mencetak sejarah setelah sukses meluncurkan roket 'daur ulang' mereka pada Kamis (30/3) malam waktu setempat. Perusahaan yang dipimpin Elon Musk itu menjadi yang pertama dalam sejarah yang mampu menerbangkan sebuah roket yang sama lebih dari sekali.
Dengan pencapaian itu, roket Falcon 9 milik SpaceX merupakan roket luar angkasa yang menyentuh antariksa dua kali. Sebelumnya tak pernah ada sebuah roket yang sama mampu terbang lebih dari sekali.
Lebih dari itu, Falcon 9 kembali mendarat dengan mulus di kapal yang mengapung di Samudera Atlantik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tak bisa berkata-kata," ucap CEO SpaceX Elon Musk seperti dikutip dari laman
The Atlantic.
Falcon 9 'daur ulang' di penerbangan keduanya kali inin mengangkut satelit komunikasi komersial milik operator satelit SES asal Luksemburg. Sementara itu, peluncuran Falcon 9 mengambil tempat di Cape Canaveral 39A, lokasi peluncuran misi-mis bersejarah milik NASA.
Kendati demikian, tidak semua bagian dari roket Falcon 9 berasal dari penerbangan sebelumnya. Bagian tubuh yang bisa dipakai hanya berasal dari roket tingkat satu (first stage) yang berisi sebagian besar mesin roket.
Bagian roket itu sebelumnya dipakai untuk menerbangkan kargo suplai Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Dengan sedikit polesan di sana-sini, roket tingkat satu itu berhasil mengantarkan persediaan rutin bagi astronaut NASA.
Kebanyakan roket akan hancur saat kembali melewati atmosfer Bumi. Hal ini membuat biaya menerbangkan roket sangat mahal dan memakan waktu.
SpaceX menghitung penghematan yang bisa mereka lakukan dengan menerbangkan roket bekas ini bisa mencapai 30 persen, dari sekitar US$60 juta menjadi US$40 juta.
Keberhasilan ini mengukir nama SpaceX ke dalam rekor baru lain sebagai penerbang roket komersial pertama dengan roket yang sama lebihd dari sekali. Sebelumnya mereka telah mencatat rekor seperti perusahaan swasta pertama yang mengirim wahana antariksa ke ISS pada 2012, pendaratan kembali roket setelah misi peluncuran pada 2015, dan pendaratan roket di permukaan mengapung di atas laut pada 2016.