Jakarta, CNN Indonesia -- Pengembangan kendaraan tanpa pengemudi saat ini tengah menjadi sorotan oleh masing-masing produsen otomotif secara global. Misalnya, Generals Motor kini telah menambah jumlah investasinya sebanyak US$14 juta untuk kendaraan otonom.
Melalui Cruise Automations, GM ingin memperluas cakupan penelitian dan pengembangan. Dalam jangka waktu lima tahun ke depan untuk pengembangan itu GM juga turut menambah sedikitnya 1.100 lapangan pekerjaan.
Teknologi otonom sendiri merupakan satu segmen yang berkembang cepat dalam industri otomotif modern. Hal tersebut, menjadi salah satu alasan mengapa GM mengucurkan dana untuk Cruise Automations, termasuk cakupan kredit pajak US$8 juta dari California menuju GM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dana tersebut, akan digunakan setidaknya untuk memperluas fasilitas pengembangan dan meningkatkan ruang penelitian. Secara keseluruhan, direncanakan fasilitas tersebut akan rampung sampai akhir 2017.
"Kami sangat antusias untuk secara signifikan memperluas jejak kami di California dan terus pada lintasan pertumbuhan kami yang cepat. Sebagai teknologi mobil otonom, kebutuhan perusahaan kami akan terus meningkat ,” kata CEO Cruise Automation, Kyle Vogt seperti dikutip dari Motor1.
GM membeli Cruise Automation, pada Maret 2016. Akuisisi ialah sebagai cara untuk memulai dalam teknologi di kendaraan mengemudi otonom. Pada saat akuisisi, Cruise Automation hanya memiliki 40 karyawan. Sejak saat itu setidaknya dapat membantu bisnis GM untuk perkembangan otonom.
Salah satu yang terlihat ialah, Chevrolet Bolt yang sudah masuk ke tahap pengujian di San Francisco dan Michigan. Bahkan, perusahaan juga telah merilis video dari kabin dan menunjukkan kemampuan fungsi kendaraan dalam dunia nyata di lalu lintas perkotaan.
GM ingin memiliki sistem sepenuhnya otonom dan dirampungkapn pada akhir dekade. Perusahaan ingin lebih dulu membawa masyarakat memperoleh sensasi pada kendaraan tanpa pengemudi.
Bersama dengan Lyft, GM juga sudah bermitra pada tahun 2016. Mereka dikabarkan telah menetapkan tujuan untuk memiliki ribuan Bolt driverless di 2018.
Namun, para perusahaan nampaknya harus lebih berhati-hati. Uber telah memiliki beberapa kemunduran dalam meluncurkan layanan bersaing. Salah alasannya ialah kecelakaan yang terjadi di wilayah Arizona, sehingga membuat Uber menghentikan sementara seluruh programnya.
(pit)