Jakarta, CNN Indonesia -- Uber sempat akan dihapus dari toko aplikasi Apple karena terbukti menggunakan cara 'curang' yaitu tetap bisa melacak pengguna iPhone yang sudah menghapus aplikasi transportasi tersebut dari telepon mereka.
Aksi itu membuat CEO Apple Timothy Cook berang dan mengeluarkan ancaman pada Uber.
Cerita tersebut terjadi pada 2015 dan pada akhir pekan ini terungkap dalam wawancara eksklusif CEO Uber Travis Kalanick dengan The New York Times. Wawancara itu juga menggambarkan karakter Kalanick sebagai pemimpin yang tak segan untuk menyerempet peraturan atau mencurangi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia seperti Apple dalam usahanya membesarkan Uber.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama berbulan-bulan, para teknisi Uber berhasil mengelabui Apple untuk melancarkan aksi yang dikenal sebagai
fingerprinting tersebut. Namun pada akhirnya cara itu diketahui Apple sehingga Tim Cook mengundang Kalanick ke markas besar Apple.
"Jadi, saya mendengar Anda sudah melanggar beberapa aturan kami," kata Cook dalam nada tinggi kepada Kalanick dalam pertemuan tersebut. Cook pun kemudian memaksa Uber menghentikan
fingerprinting jika tak ingin dikeluarkan dari Apple Store.
Ancaman tersebut, yang akan membuat Uber kehilangan akses pada jutaan pengguna iPhone di seluruh dunia, membuat Kalanick ciut sehingga ia menyerah.
Uber sendiri memang cukup terkenal dengan beberapa kontroversi dalam perjalanannya menjadi perusahaan yang kini telah berdiri di 70 negara di seluruh dunia. Mereka pernah dituduh melacak konsumen tanpa izin, melacak pengemudi pesaing-pesaing Uber, serta dituntut karena mencuri informasi soal mobil tanpa pengemudi dari perusahaan Waymo yang bernaung di bawah Alphabet.
Dalam beberapa bulan terakhir, Uber juga kerap mendapat sorotan setelah mantan pegawainya mengungkapkan bahwa kantor Uber merupakan tempat bekerja yang penuh masalah.
Keseluruhan kontroversi itu tak terlepas dari sosok Kalanick, yang digambarkan
The New York Times sebagai sosok yang menempatkan kemenangan di atas segalanya.
"Kekuatan terbesar Travis adalah ia siap untuk mendobrak tembok untuk mencapai tujuannya," kata Mark Cuban, pemilik klub basket Dallas Mavericks yang juga merupakan mentor bisnis Kalanick.
"Kelemahan terbesar Travis adalah ia akan mendobrak tembok untuk mencapai tujuannya. Itulah cara terbaik untuk menggambarkannya."