Polri Terjunkan Tim Siber Teliti Ransomware

CNN Indonesia
Senin, 15 Mei 2017 21:20 WIB
Kepolisian Republik Indonesia memberikan bantuannya untuk menanggulangi serangan Ransomware WannaCry yang tengah merebak di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Wakapolri Komjen Pol Syafruddin (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Republik Indonesia memberikan bantuannya untuk menanggulangi serangan Ransomware WannaCry yang tengah merebak di seluruh dunia dan mengincar Indonesia sebagai sasaran selanjutnya.

Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan tim kejahatan siber (Cyber Crime) diterjunkan untuk meneliti peluang Indonesia diserang oleh virus komputer tersebut.

"Kita harus hati-hati dan antisipasi, sekarang tim kejahatan siber Mabes Polri sedang koordinasi dengan semua tim siber nasional," kata Syafruddin saat ditemui di rumah dinas Jusuf Kalla, Senin (15/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, Indonesia patut untuk berhati-hati mengenai serangan tersebut karena sudah hampir 100 negara diserang oleh virus tersebut. Maka dari itu semua pihak perlu dan harus bertindak agar Indonesia tak ikut menjadi korban.

Namun begitu, Syafruddin masih enggan memberikan informasi lebih jauh soal penelitian yang dilakukan timnya. Dia hanya menegaskan semua tim akan berkoordinasi untuk menemukan cara menghalau serangan tersebut.

"Kita masih melakukan penelitian terlebih dulu ya," kata dia.

Seperti diketahui, kasus ransomware WannaCry meroket hanya dalam waktu 24 jam lantaran berhasil menyasar lebih dari 200 ribu IP (internet protocol) di seluruh dunia.

Pelaku akan menginfeksi komputer dengan mengunci data yang tersimpan di dalamnya dan meminta uang tebsan agar dokumen yang tersandera bisa diakses kembali.

Ransomware yang bisa menyebar dalam suatu sistem jaringan komputer membuat pengguna yang lain yang tidak mengakses data pancingan tersebut bisa berpotensi turut menjadi korban.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menegaskan dari hasil pantauan tim Kominfo beserta ahli TI lainnya menemukan serangan ini mayoritas menyerang komputer atau server Windows lawas.

"Sejauh ini dari hasil monitor serangan di seluruh dunia, kebanyakan pengguna OS Windows versi lama yang dirilis tahun 2008 ke bawah yang terdampak," ungkap Rudiantara disela konferensi media di Jakarta.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER