Teknologi Ini Bisa Gelar 4G Mandiri Tanpa Bergantung Operator

CNN Indonesia
Senin, 22 Mei 2017 14:07 WIB
MulteFire Alliance tengah menggodok teknologi 4G LTE yang bisa digelar mandiri tanpa operator.Teknologi ini menggunakan spektrum non-komersil.
Ilustrasi (Foto: Diolah dari thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anda bisa membuat jaringan serupa LTE menggunakan spektrum Wi-Fi. Sehingga, Anda bisa menggelar koneksi 4G sendiri tanpa perlu bergantung pada operator telekomunikasi.

Hal inilah yang tengah diuji oleh konsorsium industri, MulteFire. Qualcomm dan Cisco pun masuk dalam konsorsium ini. Aliansi ini dibuat agar perusahaan bisa membangun jarigan mirip 4G privat. Tapi, jaringan ini tak dijalankan di spektrum komersil seperti yang dilakukan oleh pemain telekomunikasi. Misalnya pada spektrum yang digunakan oleh Wi-Fi.

Jadi, MulteFire dicita-citakan bisa beroperasi layaknya Wi-Fi. Namun, ia punya kapasitas lebih besar, keamanan lebih baik, dan tak perlu bergantung pada jaringan operator telekomunikasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Alasan lainnya terkait keamanan. WiFi begitu rentan, mudah dibajak. Sementara keamanan 4G LTE sejauh ini masih lebih dapat diandalkan.

"MultifeFire memungkinkan teknologi selular untuk berjalan di spektrum yang tidak digunakan. Sehingga bebas digunakan selama mereka mematuhi aturan pita spektrum itu," terang Mazen Chmaytelli, Presiden MulteFire Alliance, sepeerti dikutip insight.hpe.com.

Karena bukan spektrum komersil, sehingga penggunaan koneksi nirkabel di spektrum ini juga tak perlu melewati izin pemerintah terlebih dulu. Multe versi 1.0 fokus dijalankan pada pita 5-GHz. Pada versi selanjutnya, Multe mengklaim akan mendukung lebih banyak spesifikasi dan spektrum.

Sayangnya, ide untuk membangun jaringan 4G mandiri ini tidak ditujukan untuk kalangan konsumer. Multe saat ini difokuskan untuk digunakan untuk IoT industrial, bandara, dan pelabuhan Tempat-tempat ini membutuhkan solusi jaringan seperti Multe karena mereka butuh jaringan internet kecepatan tinggi dan latensi rendah (respon gegas).

Jaringan operator seringkali tak bisa diandalkan untuk hal ini. Terutama ketika jaringan penuh oleh pengguna sehingga melambatkan kecepatan dan responnya.



Sasaran lain untuk digelarnya jaringan ini adalah tambang bawah tanah. Dimana sinyal operator telko bisa dipastikan tak ada.

Perjalanan Multe untuk bisa digunakan secara komersil tampaknya masih panjang. Sebab, ketersediaan perangkat yang terbatas. Perangkat 4G yang ada saat ini tak bisa langsung terhubung dengan Multe. Access point-nya juga membutuhkan small cell yang mendukung Multe.

Namun, konsorsium ini punya pendukung kuat. Qualcomm telah mendukung teknologi ini, begitu juga dengan Intel, Nokia, Ericsson, Cisco System, Huawei, Softbank, dan vendor jaringan lainnya.

TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER