Internet Lelet, Salah Operator atau Pemilik Web?

Aditya Panji | CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2015 16:12 WIB
Ukuran rata-rata sebuah situs web meningkat karena menyimpan konten foto, video, font, sampai bahasa pemograman yang membuat waktu panggil lebih lama.
Ilustrasi pengguna komputer jinjing sedang mengunjungi sebuah situs web. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Begitu mengunjungi sebuah situs web, Anda akan menemukan gambar yang bergerak seperti jarum jam. Ini adalah ikon yang menunjukkan bahwa komputer Anda sedang memuat (loading) sebuah situs web dengan koneksi Internet.

Ikon loading ini kadang terus berputar, dan situs web tak kunjung terbuka. Kadang hal ini bukan kesalahan akses Internet dari operator telekomunikasi. Keleletan mengakses bisa juga disebabkan oleh  sebuah situs web yang menyimpan terlalu banyak data.

Situs web masa kini menyimpan lebih banyak konten. Ada video, foto, gambar interaktif, komentar, dan kode pemogramana untuk fitur lain yang dapat menambah lama waktu panggil situs web.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut penelitian yang dilakukan HTTP Archive, saat ini rata-rata ukuran sebuah situs web adalah 2,1 MB. Angka ini dua kali lebih dari rata-rata ukuran situs web tiga tahun lalu.

Baca juga: Peretas Bisa Keluarkan Semua Uang dari ATM

Dari jumlah tersebut, masih menurut HTTP Archive, foto merupakan konten yang paling menyesaki situs web dengan 63 persen, diikuti oleh script (16 persen), video (10 persen), font (5 persen), stylesheets (3 persen), HTML (3 persen), dan lainnya (0,2 persen).

Situs web masa kini juga memasang alat pelacak dan analisis ntuk memelajari lebih lanjut perilaku pengunjung. Alat macam ini meningkatkan bobot sebuah situs web.

Foto dan video merupakan konten yang bisa disebut "berat" ketika sebuah situs memuat mereka. Bahkan ada pula situs web yang hanya menyediakan foto dan video dalam resolusi tinggi.

Sejumlah pengelola situs web mengatasi masalah keleletan memuat video dengan menyediakan beberapa opsi ukuran gambar yang berbeda yang dapat disesuaikan dengan jenis perangkat dan kecepatan akses Internet pengguna.

Di sisi lain, fitur ini membuat situs web semakin kompleks karena membutuhkan lebih banyak kode untuk menjalankannya.

"Pergeseran tren dari komputer desktop ke ponsel pintar memiliki dampak besar pada kinerja situs web," ujar Craig Adam, Vice President of Web Esperience Product di Akamai, perusahaan pengirim konten yang layanan diakses oleh 15 sampai 30 persen lalu lintas Internet per hari.

Bobot situs web juga ditambah oleh sistem enkripsi sebagai upaya pengamanan diri. Perisai diri di belakang protokol keamanan membutuhkan lebih banyak kode.

Jenis huruf atau font ternyata juga menyumbang beban. Selama ini pengelola situs web berlomba membuat tampilan mereka berbeda dari yang lain. Tiga tahun lalu, menurut data HTTP Archive, font hanya menyumbang 1 persen dari ukuran situs web dan sekarang proporsinya meningkat jadi 5 persen.

Hal lain yang membuat akses Internet terasa lelet ada di pihak operator telekomunikasi seperti jaringan yang macet dan ketiadaan dukungan infrastruktur di wilayah tertentu.

Di sisi lain kebiasaan buruk pengguna juga bisa memberi pengalaman buruk pada kegiatan berselancar Internet. Misalnya, memakai aplikasi peramban lawas yang tak kunjung diperbarui, membuka banyak tab, dan yang paling berpengaruh adalah membeli paket Internet harga termurah namun mengharapkan kualitas terbaik. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER