Jakarta, CNN Indonesia -- Taylor Swift akhirnya "baikan" dengan Spotify. Mulai hari ini, seluruh album penyanyi asal Amerika Serikat ini kembali bisa diakses di seluruh layanan
streaming musik.
Musik Swift bahkan bisa diakses untuk pengguna berbayar maupun mereka yang menikmati layanan
streaming musik itu secara gratis. Ini adalah sebuah perubahan yang sangat drastis.
Sebab, pada 2014 Taylor Swift bersikeras memboikot musiknya untuk dimainkan di Spotify. Pasalnya, Swift geram karena royalti musiknya dibayar sangat kecil. Bahkan bisa tanpa bayaran sama sekali, jika dimainkan oleh pengguna tak berbayar di layanan
streaming musik itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah opini saya. Bahwa musik seharusnya tidak gratis," tuturnya seperti dikutip oleh The Wall Street Journal kala itu. Ia menambahkan bahwa opininya tersebut didasarkan fakta bahwa pembajakan, berbagi file, dan telah menurunkan penjualan album secara drastis.
Pendapatan Swift
Padahal penyanyi papan atas seperti Taylor Swift bisa memperoleh pendapatan hingga US$ 6juta di layanan streaming. Hal ini diungkap oleh Chief Spotify, Daniel Ek, seperti dikutip oleh
Engadget.
Namun, menurut Swift dirinya hanya menhasilkan kurang dari setengah juta dolar dalam 12 bulan di layanan streaming domestik.
Ketersediaan kembali musik Swift di berbagai layanan
streaming ini, dikonfirmasi oleh cuitan manajemen penyanyi tersebut di Twitter. Manajemen mengemukakan bahwa alasannya kembali ke layanan
streaming, sebagai bentuk terima kasih kepada para penggemar. Selain itu ini adalah sebagai perayaan dari album 1989 yang terjual lebih dari 10 juta kopi di seluruh dunia.
Meski demikian, masih belum jelas alasan sebenarnya yang membuat Swift berubah pikiran. Bisa jadi ia menyadari ada potensi layanan
streaming bisa mengubah pengguna menjadi basis penggemar baru. Mereka juga bisa memberikan pernawaran-penawaran rahasia lewat layanan ini.
Protes Apple Setelah berseteru dengan Spotify, Swift juga sempat memprotes Apple. Saat itu Apple baru saja meluncurkan layanan
streaming-nya, Apple Music. Apple lalu memberikan masa percobaan agar pengguna bisa menyicip gratis layanan barunya itu selama tiga bulan.
Ternyata selama masa percobaan gratis itu, Apple tidak membayarkan royalti sama sekali kepada para artis dan produser. Hal inilah yang menjadi sumber protes Swift.
Protes Swift ini rupanya cukup memukul perusahaan yang berbasis di Cupertino tersebut. Sebab, setelah protes ini dilancarkan, Apple akhirnya mulai membayarkan royalti yang memang seharusnya dibayarkan.
Setelah Apple membayarkan royalti sesuai hak dari tiap artis dan produser tersebut, Swift melunak. Musiknya pun lantas hanya bisa diakses di Apple Music, demikian
Billboard.