Tiga Pria Hasilkan Puluhan Juta Rupiah dari Bisnis Like Palsu

CNN Indonesia
Rabu, 14 Jun 2017 02:06 WIB
Pelaku bisnis like palsu terbongkar di Thailand. Uang yang dihasilkan dari bisnis haram ini sekitar Rp 80 juta (US$ 6.000) setiap bulannya.
Bisnis bot palsu di WeChat yang bernilai puluhan juta perbulan, terbongkar di Thailand (dok. REUTERS/Petar Kujundzic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jika aktif bersosial media, Anda tentu pernah melihat akun palsu yang menawarkan jual beli likes dan follower. Pelaku bisnis semacam ini baru saja terbongkar di Thailand.

Tiga orang ditahan dalam penggerebekan itu. Uang yang dihasilkan dari bisnis haram ini lumayan menggiurkan, sekitar Rp 80 juta (US$ 6.000) setiap bulannya. 

Untuk menjalankan bisnisnya, mereka menghubungkan ratusan ponsel dengan laptop atau PC. Ratusan ponsel ini digunakan untuk mengoperasikan ratusan ribu kartu SIM. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Kebangsaan China

Wang Dong, Niu Bang, dan Ni Wenjin adalah tiga orang yang menjalankan pabrik ini. Mereka menggunakan rak metal bersusun. Rak ini digunakan untuk menempatkan 474 iPhone 5S, 5C, dan 4S.

Ponsel-ponsel ini lantas dihubungkan dengan kabel ke monitor komputer. Sebanyak 347.200 kartu SIM terpasang ke ratusan ponsel ini. Kartu-kartu ini adalah kartu SIM bekas yang tak lagi digunakan oleh pemilik aslinya. Sebanyak 10 komputer dan laptop, serta perangkat elektronik lainnya disita petugas.


Awalnya, petugas mengira tiga pria ini menjalankan call center palsu. Namun, tersangka menyatakan bahwa mereka dibayar untuk mengoperasikan jejaring akun bot yang besar di WeChat. WeChat sendiri adalah layanan perpesanan paling populer di China.

Menurut Bangkok Post, ketiga pria ini dibayar oleh sebuah perusahaan asal China. Mereka bertiga dibayar sekitar Rp58,7 juta (150.000 bath) untuk mengerjakan proyek tersebut. Namun, mereka menolak menyebutkan nama perusahaan tersebut. Perusahaan ini pula yang memasok ponsel-ponsel tersebut.

Menipu di WeChat

Pabrik ini sengaja memilih Thailand sebagai tempat beroperasi lantaran biaya telekomunikasi di negara itu yang cukup rendah. Mereka dipekerjakan untuk meningkatkan engagement secara artifisial di WeChat. Engadgement ini ditujukan bagi produk-produk yang dijual online di China.


Bisnis klik palsu ini mereka gunakan sebagai bot untuk menipu sistem di layanan perpesanan WeChat. Seperti diketahui, perusahaan banyak menyewa jasa bot untuk membanjiri akun mereka dengan likes, emoji, rating, atau komentar.

Tiga pria ini ditahan dengan beberapa tuduhan. Tak cuma melakukan bisnis klik palsu, tapi mereka juga menyalahgunakan izin tinggal di Thailand hingga penyelundupan. Polisi tengah menyelidiki bagaimana mereka menyelundupkan begitu banyak ponsel dan mendapatkan SIM tak bertuan tersebut, demikian The Verge dan News.com.au.

[Gambas:Youtube]




LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER