Jakarta, CNN Indonesia -- Sedari awal, Samsung sudah membocorkan bahwa Samsung Galaxy S8 dan Galaxy S8 Plus akan lepas dari desain Galaxy ‘yang itu-itu’ saja. Tagline ‘unbox your phone’ dengan siluet ponsel yang seolah tanpa bezel dan benar saja ketika tirai dilepas bentuknya tak jauh beda.
Menyoal spesifikasi dan desain Galaxy S8,
CNNIndonesia.com sudah mengupasnya tuntas langsung dari tempat kelahirannya, New York City, New York, Amerika Serikat. Hasil foto dan uji singkat produk sudah kami lakukan.
Tak lama setelah diumumkan secara global, kedua ponsel ini pun mendarat dengan manis di Indonesia. CNNIndonesia.com pun berkesempatan untuk menjajal, kebetulan, dengan Samsung Galaxy S8 Plus selama kurang lebih dua minggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk pengujian ini, kami sengaja menggunakannya bersamaan dengan Galaxy S7 Edge. Karena di generasi sebelumnya, versi tersebut merupakan yang paling tinggi seperti halnya S8 Plus. Oh ya sekedar diketahui, layar edge atau melengkung kini sama-sama diadopsi di dua versi Galaxy S8.
Setelah menggunakannya secara bersamaan, berikut hasil pemaparan dari CNNIndonesia.com
Menyoal LayarSebelum kita berbicara soal desain, mari membandingkan spesifikasi layar antara Galaxy S7 Edge dengan Galaxy S8 Plus.
Untuk ukuran layar, S8 Plus yang merupakan versi tertinggi diberikan ukuran layar yang lebih besar dari S7 Edge oleh samsung. Bila S7 Edge mempunyai layar 5.5 inci, maka sang ‘adik’ dilebarkan hingga 6.2 inci.
Soal kualitas, yang paling baru tentu saja datang dengan resolusi paling tajam. Sebab Galaxy S8 Plus, dipersenjatai 1440 x 2960 pixels dengan kerapatan 529 ppi, sementara S7 Edge datang dengan resolusi 1440 x 2560 pixels yang agak merenggang soal kerapatan di 534 ppi.
 (Ki-Ka) Galaxy S8 Plus dan Galaxy S7 Edge (CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi) |
Apalagi Samsung menerapkan teknologi Infinity Display yang membuat terkesan layar di S8 Plus semakin tajam.
Kelebihan Infinity Display memang menarik, tapi membuat konsumen tidak mempunyai pilihan lain. Khususnya yang tidak ingin punya ponsel dengan layar lengkung alias edge. Sebab, seperti diketahui, layar lengkung ini seperti hiasan semata karena belum banyak aplikasi yang mendukungnya.
Beralih ke desain. Jelas, Samsung Galaxy S8 Plus unggul karena terjadi revolusioner di sekujur bodinya. Dihilangkannya tombol home yang berangsur pada jarak bezel yang tipis bahkan kalau boleh dibilang hilang, membuat siapapun terkagum-kagum.
Tak hanya tombol '
home' yang hilang, nama Samsung yang ada di bagian atas hilang di S8 Plus karena saking tipisnya bezel di ponsel ini.
 Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Hilangnya
bezel di penjuru layar Itu pula yang membuat Galaxy S8 Plus terkesan kurus banget saat digenggam. Bahkan dengan pengguna yang mempunyai tangan mungil akan tetap merasa nyaman membawanya kemana-mana.
Gara-gara bezel layar super tipis tadi, tak hanya terkesan kurus, ponsel ini juga semakin terlihat langsing alias memanjang. Agak riskan bila dipaksakan ditaruh di kantong celana.. Walaupun S7 Edge pun tak pernah disarankan juga.
Layar yang diperpanjang tentu saja membuat sudut pandang di ponsel ini pun menjadi lebar. Sayangnya, kelebihan ini menjadi sebuah kekurangan juga. Sebab, belum banyak aplikasi yang belum mengoptimalkan rasio dari layar seperti di Galaxy S8 Plus.
 Foto: CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi |
Alhasil, aplikasi yang belum optimal ini masih menyisakan ruang-ruang di bagian atas dan bawah. Ini seperti sama saja ada ataupun tidak ada tombol home di perangkat.
Aplikasi YouTube merupakan sedikit yang sudah bisa mengoptimalkan rasio di layar S8 Plus, itupun masih belum maksimal. Pasalnya ketika diubah ke mode tertentu malah layar terlihat gepeng alias tidak nyaman untuk dilihat.
Bersambung ke halaman selanjutnya>>>
Desain Bagus, tapi Tak NyamanSekarang mari berbicara desain. Di bagian sisi kiri bodi atas Galaxy S8 Plus kini ada tiga tombol yang disematkan. Tombol volume up and down, serta tombol shortuct Bixby—asisten digital buatan Samsung. Bagi CNNIndonesia.com ini mubazir.
Seharusnya samsung tak perlu membuat tombol
dedicated seperti itu, cukup dengan menekan tombol tertentu saja di layar. Apalagi Bixby belum masuk seutuhnya di Indonesia. Malah yang terjadi, lebih sering tertukar antara memencet tombol volume dengan tombol Bixby.
 Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Masalah lainnya adalah, dengan hilangnya tombol
'home' fisik, maka posisi fitur sidik jari pun berubah. Tepatnya berpindah ke bagian belakang di sebelah posisi kamera belakang.
Ini yang membuat sangat-sangat tidak nyaman.
CNNIndonesia.com lebih sering kesulitan untuk membuka fitur sidik jari dan malah lebih sering tertukar dengan meraba lensa kamera.
 Penempatan fitur sidik jari di belakang bodi Galaxy S8 Plus (CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Agak disayangkan juga, ketika iPhone 7 plus sudah mempunyai double speaker, Samsung S8 Plus masih belum. Penempatan speaker di bagian kanan bawah masih terasa kurang maksimal bila ingin mendengarkan suara, lagu misalnya.
Intinya, desain Galaxy S8 Plus memang sangat bagus, cantik dan elegan. Namun,ini tidak diiringi dengan penempatan yang aerodinamis, sehingga mambuat kesusahan pengguna.
Fitur dan KameraMemiliki Galaxy S8 Plus, berarti pengguna akan memiliki ponsel yang selangkah di depan. Sebab, beberapa fitur yang dipasangkan di peranti genggam ini belum banyak dan bahkan tak dimiliki oleh ponsel sejenis di kelasnya.
Sebut saja beberapa diantaranya, Bluetooth 5.0, USB Type-C dan fitur keamanan tiga opsi, yakni sidik jari, pemidai wajah dan pemidai mata.
Tapi lagi-lagi amat disayangkan, dua dari tiga fitur ini masih tergolong meribetkan. Selain kekurangan posisi sidik jari yang berubah, dan pemidai wajah yang lambat merespos. Satu-satunya yang memikat adalah fitur iris scanner atau pemidai mata yang lumayan cepat.
Dengan baterai 3.000 mAH, pemakaian normal ponsel ini boleh dibilang boros bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Untuk S7 Edge mampu bertahan dengan kondisi full hingga 4,5 jam, S8 plus tak lebih dari 4 jam saja.
Spesifikasi yang gahar di Galaxy S8 Plus sudah tentu melumat aplikasi normal dengan mudah dan tanpa masalah. Setitik noda, saat CNNIndonesia.com menjajal game berat seperti Injustice 2, kami mengalami sedikit lag. Padahal di S7 Edge, malah lancar.
Kami menduga, ini adalah masalah software yang dipasangkan di perangkat ini. Mungkin setelah ada pembaruan masalah tersebut bisa diatasi.
Menyoal kamera, jangan terlalu berekspektasi berlebih. Karena mulai dari resolusi, sensor kamera dan bukaan rana tidak terlalu berbeda diantara keduanya.
Hanya saja, kelebihan Galaxy S8 Plus yang mempunyai teknologi Infinity Display membuat warna lebih kontras dan keluar. Baik di dalam maupun di luar ruangan. Ini bisa terlihat di beberapa hasil jepertan berikut ini.
 Foto: CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi |
 Foto: CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi |
 Foto: CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi |
 Foto: CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi |
 Foto: CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi |
 Foto: CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi |
KesimpulanSamsung Galaxy S8 Plus datang dengan sejumlah perubahan yang besar. Sayang tak semua berjalan dengan baik, menurut CNNIndonesia.com. Kalau Anda adalah pengguna S7 Edge, mungkin bisa menahan diri untuk menggantinya terlebih dahulu.
Bila Anda adalah pengguna merek lain, seri ini masih cukup lah untuk dimasukan ke dalam daftar keinginan. Sembari menimbang kembali kelebihan dan kekurangannya.