Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan siber hingga kini kian tinggi menyerang dan mengancam keamanan data pengguna. Sejumlah institusi seperti operasional lembaga pemerintahan, lembaga keuangan dan perbankan hingga perusahaan berada di bawah ancaman serangan siber.
CEO Cyberinc & Aurion, Samir Shah, menyatakan bahwa serangan lebih banyak lolos ketika pengguna mengakses internet melalui mesin perambah.
"Banyak aktivitas dilakukan orang melalui mesin perambah. Meski sudah mencoba untuk memberikan pengamanan, tetapi mereka bukan perusahaan solusi keamanan sehingga para peretas selalu bisa menemukan celah di situ," katanya di depan awak media di kawasan Mega Kuningan, Selasa (1/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia 80 persen serangan malware yang lolos dari solusi keamanan memang berasal dari
browser.
Lembaga riset Gartner juga menyatakan bahwa serangan berbasis browser adalah yang paling sering dialami pengguna di 2017. Sementara itu, kebanyakan solusi keamanan yang mengadopsi metode tradisional untuk mendeteksi dan merespons ketika ada serangan sudah tak lagi cocok.
Cyberinc mengklaim menjadi perusahaan solusi pertama yang mengadopsi sistem yang mengisolasi browser dari trafik secara langsung. Solusi ini juga disebut satu dari 10 solusi paling efisien mengatasi malware
browser. Sebab, aktivitas browsing akan diisolasi terpisah dari endpoint dan jaringan perusahaan.
Samir mengklaim web malware dapat diatasi secara signifikan hingga 80 persen dengan ISLA
Web Malware Isolation System. 20 persen sisanya tergantung perilaku pengguna perangkat sendiri seperti penggunaan terhadap USB, kode akun dan lain sebagainya yang juga bisa menjadi celah.
ISLA
Web Malware Isolation System mengklaim dapat mencegah web code yang tidak terpercaya termasuk web malware yang dikenal maupun yang tidak dikenal ke dalam firewall jaringan perusahaan. Secara fisik, dia memisahkan dan mengisolasi web browser dan semua kode termasuk potensial web malware di dalam appliance ISLA itu sendiri.
Kendati demikian, Cyberinc tampaknya juga menyadari bahwa cara kerja masyarakat di era digital ini sudah serba mobile. Orang tak selalu ada di kantor untuk mengerjakan tugasnya sehingga perlindungan dengan membentengi firewall bisa jadi mudah diterobos oleh malware ketika karyawan melakukan aktivitas dengan perangkat mobile di luar jaringan kantor.
Samir mengatakan bahwa perusahaan juga akan memberikan layanan terhadap cara kerja seperti itu di paruh kedua 2017.
"Kami memahami hal tersebut dan itu akan menjadi fokus kami di kuartal tiga dan empat. Pendekatan terhadap perangkat mobile dan aplikasi tentu akan berbeda dengan PC dan desktop. Pengguna tak perlu khawatir karena kami akan menyediakannya sebagai update, tidak perlu membeli hardware lagi," papar Samir.
Sekadar informasi, Cyberinc adalah perusahaan yang menawarkan produk keamanan tinggi dari serangan siber. Perusahaan yang menggunakan teknologi pelindung data SpaceX ini menggandeng Blue Power Technology sebagai distributornya di Tanah Air per Agustus 2017.
(evn)