Jakarta, CNN Indonesia -- Manusia ternyata tak dapat sepenuhnya mengandalkan kecanggihan kendaraan otonom. Sensor yang disematkan dalam kendaraan otonom, ternyata dapat dengan mudah dikecoh dan diretas, meski tanpa komputer.
Tim peneliti gabungan dari University of Michigan, UNiversity of Washington, Stony Brook University, dan University of California membuktikan hal itu. Mereka dapat dengan mudah mengelanui sistem elektronik yang ditanam dalam kendaraan otonom.
Salah satu yang dibuktikan yakni mengenai risiko bila ada perubahan rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, hingga situasi di jalan raya. Meski perubahannya kecil, namun sistem sensor bisa saja tidak akurat saat membacanya.
Sebagai contoh, adanya stiker berbentuk persegi panjang yang ditempel pada marka jalan berhenti. Faktanya, hal itu bisa mengelabui kendaraan otonom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mobil menganggap tanda tersebut sebagai batas kecepatan 45mph saat berkendara. Sementara kecepatan tersebut tidak baik ketika berkendara di jalan protokol.
Laporan tersebut seakan menguak inti pemrograman pada perangkat dan sistem, di mana beberapa hal tetap membutuhkan campur tangan manusia. Pergerakan kendaraan berdasarkan sensor dan kamera tetap berfungsi untuk memantau kondisi di sekitar.
Sistem akan menentukan kecepatan aman berkendara hingga jarak aman. Sementara Sejauh ini sensor tetap tidak bisa membedakan antara manusia dan pohon.
Tim peneliti juga mengungkap bahwas sebenarnya pembuat kendaraan tidak betul-betul memahami pemrograman dan algoritma yang disematkan di dalamnya. Untuk itu, sistem kecerdasan buatan dalam kendaraan otonom terus dipelajari lebih lanjut.
Mengutip
Motor1, secara khusus mereka meniru tanda belok kanan yang dibuat sedemikian rupa sehingga sistem akan mengira sebagai tanda berhenti atau peringatan jalur baru. Fakta itu tentu bisa berubah menyeramkan ketika sedang berkendara.
Mengingat, hanya bermodalkan beberapa stiker persedi panjang yang direkatkan pada tanda berhenti di tempat tertentu, maka sistem dengan mudah dikelabui agar mengira itu sebagai tanda batas kecepatan 45mph.
(evn)