Jakarta, CNN Indonesia -- Moto Z2 tidak akan diluncurkan di Indonesia. Hal ini ditegaskan oleh Adrian R Suhadi selaku Country Lead, Lenovo Mobile Business Group Indonesia. Padahal Moto Z2 diluncurkan berbarengan dengan Moto Z2 Play di Bangkok, awal Juli lalu.
Hal ini disebutkan Adrian lantaran Z2 Play dinilai lebih cocok untuk pasar Indonesia. Sebab, menurutknya permintaan pasar Indonesia menginginkan ponsel canggih dengan harga yang terjangkau.
"Saya nggak mau masukan Z2 ke Indonesia. Saya pikir Z2 Play sudah cukup bagus bagi orang Indonesia. Dia
affordable flagship. Ini aja udah bagus kok, ngapain lagi saya bawa Z2," Adrie menjawab saat ditanyai awak media apakah Motorola akan memboyong ponsel itu.
Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa di negara Asia pun tak ada Z2 Force yang beredar. Z2 memiliki harga yang lebih tinggi namun memang punya spesifikasi lebih ciamik. Sementara itu, Z2 Force yang masih satu saudara dengan Z2 hanya dijual di di AS untuk pasar yang menginginkan ponsel pintar tahan banting.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Z2 Play yang dilego Motorola Indonesia dengan harga Rp6,5 juta disebut Adrie masih tidak terlalu jauh dengan
range pangsa pasar terbesar ponsel pintar Indonesia yang mulai naik. Merujuk riset GFK semester 2 2016, Adrie mengatakan bahwa pasar ponsel pintar kini bergerak ke atas mendekati harga Rp4 jutaan.
"Jangan hina Indonesia. Pasar
smartphone Indonesia sekarang harganya sudah naik. Awalnya di bawah dua juta. Paling banyak pasar berada di bawah 4 juta. Emang beli 6,5 juta nggak bisa? Beli 12-14 juta
aja juga bisa," kata dia.
Pergerakan ini menurut Adrie adalah karena pengguna smartphone di Indonesia kini sudah semakin matang. Selain itu, orang Indonesia juga memiliki kebiasaan konsumtif sehingga keinginan upgrade smartphone juga tinggi.
"Dulu kenapa pasar di bawah Rp 2 juta yang besar karena orang baru migrasi dari feature Phone. Jadi dia akan pilih yg entry level dulu ya buat coba coba. Setelah setahun dua tahun orang mau upgrade beli smartphone yang lebih canggih. Apalagi kita melihat orang Indonesia cukup konsumtif. Jadi dengan banyaknya iklan, promosi yang agresif di ritel dan online orang terpacu untuk beli yang lebih bagus," terangnya.
Pria berkacamata ini juga menjelaskan ada strategi berbeda untuk bermain di pasar smartphone di atas entri level. Menurut dia, pasar tersebut sudah tak terlalu mementingkan spesifikasi, tetapi teknologi dan pengalaman yang bisa didapatkan. Untuk itu, Motorola Indonesia tak ingin bersaing di harga dan spesifikasi dengan rivalnya.
"Kalau udah di atas harga ponselnya Rp2-3 juta, orang udah nggak nanya spesifikasi tapi brandnya apa, teknologinya apa, saya dapat apa dari handphone itu. Tapi kalau di bawah Rp2 juta spesifikasi memang yang paling diamati apalagi di Android," tutupnya.
(eks)